Pendidikan Seksual Sejak Dini

  • Bagikan

Presidium Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Sulawesi Selatan (Sulsel), Agustin menyesalkan peristiwa tersebut. Ia menganggap itu merupakan peristiwa kelam dalam dunia pendidikan di Kabupaten Bulukumba dan itu juga sudah berulang-ulang terjadi."Kalau kami tidak salah, peristiwa seperti ini sudah berulang kali terjadi.

Untuk tahun ini saja sudah tiga sampai lima kasus," papar Agustin.

Agustin menyatakan bahwa baik itu pemerintah, penegak hukum, dan masyarakat mesti saling bersinergi untuk mencegah terjadinya kasus-kasus serupa.

"Termasuk kita masyarkat yang punya anak harus hati-hati. Jangan dipercayakan anak kita kepada siapapun, karena di sekolah pun sudah tidak aman sekarang," ujar Agustin.

Agustin juga menyarankan agar anak dibekali dengan pendidikan seksual sejak dini, dan pendidikan seksual itu mesti masukkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah formal.

Agustin menganggap pendidikan seksual sejak dini dapat menjadi upaya yang efektif untuk menekan angka pelecehan seksual.

"Dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang batasan pribadi, persetujuan, dan penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, anak-anak dapat lebih mampu melindungi diri mereka dari pelecehan seksual," terangnya.

Pendidikan seksual yang baik, tambahnya, juga mencakup pembelajaran tentang kesehatan hubungan dan komunikasi yang sehat, yang dapat membantu menciptakan lingkungan di mana pelecehan seksual menjadi lebih tidak toleran.

Selain pendidikan seksual, Agustin memaparkan beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah pelecehan seksual dalam dunia pendidikan.

Pola asuh dan pendidikan karakter. Mengajarkan nilai-nilai seperti penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain, empati, serta keterampilan komunikasi yang baik.

Kebijakan sekolah yang jelas. Menetapkan kebijakan yang jelas terkait dengan pelecehan seksual, termasuk prosedur pelaporan dan sanksi yang tegas.

Pelatihan bagi tenaga pendidik. Memberikan pelatihan kepada guru dan staf sekolah untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang tanda-tanda pelecehan seksual, serta cara menanggapi dan melaporkan kasus-kasus tersebut.

Pendidikan kesetaraan gender. Mendorong kesetaraan gender dan mengatasi stereotip gender dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mengurangi risiko pelecehan seksual.

Komunikasi terbuka. Membangun budaya sekolah yang mendorong komunikasi terbuka antara siswa, guru, dan orang tua dapat membantu mengidentifikasi masalah sejak dini.

Monitoring dan pengawasan. Menjaga keberadaan pengawasan yang efektif di sekolah, seperti pengawas di area-area yang berisiko, dapat membantu mencegah kejadian pelecehan.

"Kombinasi dari pendekatan-pendekatan ini dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung bagi semua individu," tukas Agustin. (ewa/has/B)

Penulis: BASO MAREWAEditor: HASWANDI ASHARI
  • Bagikan