BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Daming hanya bisa tertunduk. Ia termenung dengan pandangan kosong. Foto anaknya Nurafiah beberapa kali dia elus. Daming tak habis pikir anak bungsunya lebih dahulu menghadap ke sang pencipta dengan cara tak wajar. Meninggal di Malaysia dan belakangan terungkap kalau sang anak dibunuh majikan sendiri, mantan masterchef Malaysia.
Di usianya yang kini telah senja, tak adalagi sosok Nurafiah, sang penyayang, anak satu-satunya dari pernikahan keduanya dengan Nuraeni warga Nganjuk, Jawa Timur.
Nurafiah tewas di tangan majikannya, Etiqah Siti Noorashikeen Mohd Sulong. Kasus tersebut terungkap setelah, majikanya Etiqah Siti Noorashikeen Mohd Sulong, malaporkan ke polisi jika ARTnya meninggal dunia di Apartemen Amber Tower, Lido Evenue, Penampang.
Namun, dari penyelidikan ternyata Nurafiah dibunuh ooleh majikannya yang merupakan finalis MasterChef Malaysia pada tahun 2012.
Daming yang ditemui RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID di kampungnya di Desa Ekatiro Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan, Kamis 6 Januari 2022 mengatakan, anaknya adalah sosok yang ceria. Sering video call dengannya melalui telepon genggam milik sang kakak.
Terlebih, karena ada buah hati Nurafiah bersama suaminya, Askariono yang dititipkan di Bontotiro sejak berusia balita. Anaknya itu diberi nama Hajarul Aswad, dipanggil Arul. Kini telah berusia 5 tahun.
Daming mengaku, baru mengetahui sang anak telah meninggal dunia, setelah mendapatkan kabar dari anaknya yang kini tinggal di Australia.
“Nanti meninggal saya tau, tapi ndak tahu penyebab dia meninggal,” kata Daming dalam bahasa Konjo.
Kakak Nurafiah, Usdar mengatakan, awalnya kabar kematian adiknya tidak disangka karena dibunuh secara keji oleh majikannya. Karena dia tahu, majikannya orang berpendidikan apalagi merupakan publik figur.
“Adekku itu ada sakitnya. Dia asma, sering batuk, saya kira karena sakitnya itu, ternyata dianiya bahkan dibakar,” kata Usdar.
Adiknya itu saat ini kini telah dimakamkan di Penampang, di Negara bagian Sabah, Malaysia. Wilayah yang sama saat dia dibunuh. “Pemakaman diurus sama suaminya, kita hanya dikasi kabar saja,” kata Usbar.
Kendati demikian, Usbar masih berharap ada orang dermawan yang bisa memberikan uluran tangannya, agar makam adiknya Nurafiah bisa dipindahkan ke Bulukumba.
Usbar menceritakan, jika adiknya itu merupakan kelahiran Malaysia, sehinggaa tidak sulit untuk mendapatkan kerja di Malaysia.
“Suaminya kerja sebagai buruh kelapa sawit, di Sabah. Nurafiah enak karena lahir di Malaysia jadi bisa keliling cari kerja, makanya dapat kerja sebagai asisten rumah tangga (ART),” katanya.
Teman sekolah Nurafiah, Andi Arfianita, mengatakan, selama bersekolah, Nurafiah dikenal baik, rajin dan pandai di hampir semua mata pelajaran. Apalagi mata pelajaran Bahasa Inggris. Dia kerap mewakili sekolah untuk kegiatan cerdas cermat.
REPORTER: RAKHMAT FAJAR