BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Nur Afiah (28), asisten rumah tangga (ART) asal Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), ternyata dibunuh secara sadis oleh majikannya, eks finalis MasterChef Malaysia. Suami Nur Afiah, Askari, menyebut kulit istrinya melepuh seperti disiram air panas dan kepalanya botak.
“Sangat sadis cari dia membunuh. Seluruh tubuhnya terkupas seperti disiram air panas dan giginya patah 3 biji. Kepalanya sudah botak licin, tidak ada rambut,” ungkap Askari (35).
Askari mengatakan istrinya sudah setahun lebih bekerja dengan pelaku. Sang istri tinggal bersama pelaku, sementara Askari tinggal di tempat berbeda.
“Kami berlainan tempat kerja, jarak antara saya dengan tempat istri saya bekerja 8 jam menaiki mobil,” kata Askari.
Dia mengaku terakhir bertemu dengan istrinya pada Januari 2021. Kemudian pada Juli 2021, Askari mengaku tak pernah lagi menerima kabar dari istrinya alias hilang kontak.
Askari kemudian terkejut menerima kabar istrinya tewas di apartemen majikan pada Desember 2021.
“Kami terputus hubungan (putus komunikasi) pertengahan bulan 7 (Juli) 2021 dan selama 5 bulan tidak ada kabar (hingga) ada polisi telepon bahwa istri saya sudah meninggal dunia di rumah majikannya,” kata Askari.
Pelaku adalah Muhammad Ambre Yunos (40) dan istrinya, yang pernah jadi finalis MasterChef Malaysia 2012 Etiqah Siti Noorashikeen. Kedua pelaku ini diyakini melakukan pembunuhan di apartemennya di Kota Kinabalu, Malaysia, antara 10-13 Desember 2021.
Awalnya korban dikira meninggal secara wajar hingga akhirnya diketahui korban ternyata mati dibunuh. Kedua pelaku kini sudah menghadapi dakwaan pembunuhan tanpa pembelaan di pengadilan Malaysia.
Sementara itu, Nur Afiah merupakan warga negara Malaysia keturunan Indonesia. Ayah dan ibunya merupakan warga Lingkungan Hila-hila, Kelurahan Ekatiro, Kecamatan Bontotiro, Kabupaten Bulukumba, Sulsel.
“Itu anak (korban) sebenarnya warga negara Malaysia karena bapaknya dulu dia merantau di Malaysia. Anak ini dilahirkan di Malaysia, jadi warga negara (WN) Malaysia,” kata Lurah Ekatiro Muhammad Syahril.
Nur Afiah sempat dibawa pulang oleh ayahnya ke Indonesia hingga mengenyam pendidikan SD hingga tamat SMP pada 2010 di Bulukumba. Korban menikah dengan Askari, yang merupakan sepupunya sendiri.
Setelah menikah, Askari dan Nur Afiah lantas berangkat ke Malaysia. Korban lalu bekerja pada pelaku sebelum akhirnya dibunuh.***