JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -— Nyoman Nuarta, desainer Istana Garuda, Istana Presiden di lokasi ibu kota baru, buka suara soal pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nyoman Nuarta hadir di Istana Merdeka Jakarta, Senin (3/1/2022) bersama tim arsitek yang selama ini menjadi tim ahli dalam merancang Istana Garuda.
Dalam pertemuan itu Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti.
Presentasi basic design Istana Garuda yang dilakukan Nyoman Nuarta berkaitan dengan rencana pembangunan ibu kota baru RI di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Presiden telah memilih desain istana karya Nyoman Nuarta setelah melalui tahapan sayembara yang diselenggarakan oleh Kementerian PUPR pada awal tahun 2021 lalu.
Menurut Nyoman Nuarta Jokowi sempat mempertanyakan luasan ruang terbuka hijau berupa botanical garden yang terasa kurang luas.
“Pak Presiden bilang kenapa terlihat sempit ya? Saya katakan, area yang diberikan berangkat dari 32 hektar, tetapi sudah diperluas menjadi 55 hektare. Pak Presiden malah tanya saya, Pak Nyoman maunya berapa luas? Saya bilang harusnya 100 hektar, masa area istana kepresidenan lebih kecil dari area Garuda Wisnu Kencana,” ujar Nyoman Nuarta, dalam keterangan tertulis yang dikutip fajar.co.id, Sabtu (8/1/2022)
Jokowi pun meminta Menteri PUPR agar menambah luasan area rencana Istana Kepresiden menjadi 100 hektar. Namun, tambah Nyoman Nuarta, agar tidak menimbulkan salah persepsi, luasan yang dimaksudkan adalah area hijau berupa hutan dan botanical garden, yang terletak di kanan dan kiri bangunan Istana Garuda.***