JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Varian Omicron yang terus ‘ngegas’ membuat Indonesia mengalami lonjakan kasus COVID-19 tiap harinya. Berdasarkan data terakhir pada Sabtu (12/2/2022), Indonesia mencatat sebanyak 55 ribu lebih kasus baru COVID-19.
Dirjen Pelayanan Kesehatan, Prof dr Abdul Kadir, PhD, SpTHT-KL(K), MARS, dalam konferensi pers virtual terkait Update Perkembangan COVID-19, Kamis (10/2/2022), mengungkapkan angka tersebut masih belum puncak dari COVID-19 dan diprediksi akan datang sekitar dua hingga pekan depan.
“Kita melihat dua sampai tiga minggu ke depan kemungkinannya akan terjadi peak (puncak) saat dua sampai minggu ke depan. Oleh karena itu, maka tentunya kita semua harus mewaspadai ini untuk terjadinya kemungkinan peningkatan jumlah kasus yang besar,” ujar dr Kadir.
Meskipun sebagian besar memicu gejala ringan atau tanpa gejala, namun Omicron ini sangat berbahaya bagi sebagian orang. dr Kadir membeberkan 4 kriteria orang yang rentan sekali terinfeksi COVID-19 varian Omicron, yaitu:
1. Orang yang belum divaksinasi
2. Lansia
3. Komorbid
4. Anak-anak
Menurutnya, Omicron ini sangat berbahaya dan bisa memicu risiko fatal bagi 4 kriteria tersebut.
“Sebenarnya yang paling terinfeksi adalah mereka yang belum vaksinasi. Jadi siapa saja yang belum menerima vaksinasi maka itu pasti rentan terinfeksi. Karena belum ada imunitas atau kekebalan yang terbentuk di dalam tubuhnya. Meskipun Omicron ini secara klinis itu (gejalanya) sangat ringan atau tanpa gejala, tapi hati-hati kepada mereka-mereka yang lansia, komorbid, anak-anak, dan mereka yang belum vaksinasi,” tuturnya.***
