MOSKOW, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Sejumlah media Rusia dilaporkan mengalami peretasan dan setidaknya situs tiga media lokal menampilkan pesan anti-Presiden Vladimir Putin. Serangan siber terhadap media-media lokal Rusia ini terjadi saat invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari kelima.
“Warga yang terhormat. Kami mendorong Anda untuk menghentikan kegilaan ini, jangan kirimkan putra dan suami Anda pada kematian. Putin membuat kita berbohong dan menempatkan kita dalam bahaya,” demikian bunyi pesan dalam bahasa Rusia yang muncul pada situs Forbes Rusia, Fontanka dan situs Takie Dela seperti dilihat CNN.
“Kita telah diisolasi dari seluruh dunia, minyak dan gas tidak lagi diperdagangkan. Dalam beberapa tahun, kita akan hidup seperti di Korea Utara,” lanjut pesan tersebut, seperti dilansir CNN, Senin (28/2/2022).
“Mengapa kita perlu melakukan ini? Untuk menempatkan Putin dalam buku pelajaran? Ini bukan perang kita, mari kita hentikan dia,” imbuh pesan tersebut.
Pesan-pesan tersebut ditandatangani oleh kelompok peretas Anonymous, dan oleh kelompok yang menyebut diri mereka ‘jurnalis yang peduli’.
“Pesan ini akan dihapus dan beberapa dari kita akan dipecat atau bahkan dipenjara. Tapi kita tidak bisa bertahan menghadapi ini lebih lama lagi,” sebut pesan itu.
Kantor berita TASS, Kommersant dan Izvestia juga sempat diretas dan saat ini sedang tidak aktif. Reuters melaporkan bahwa situs TASS juga menampilkan pesan antiperang yang sama. Para pengguna media sosial melaporkan mereka melihat pesan serupa pada situs Kommersant dan Izvestia.
CNN tidak bisa memverifikasi secara independen laporan Reuters dan laporan media sosial itu karena pesan-pesan itu saat ini telah dihapus.***