MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Budaya literasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkat di angka 45,31 % seiring dicetuskannya program Sentuh Pustaka. Program yang diinisiasi Dinas Perpustakaan itu Kota Makassar diakui secara nasional usai lolos Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2021.
"Ini program pembinaan agar perpustakaan sekolah bisa sesuai standar. Sesuai namanya Sentuh Pustaka, kepanjangan dari Semua Membantu Menghidupkan Perpustakaan," Tulus Wulan Juni selaku Inovator Sentuh Pustaka, Senin (7/3/2022).
"Jadi ini melibatkan berbagai unsur. Selain dari tim internal pembina perpustakaan, juga pelibatan pustakawan, pegiat literasi, mitra/penerbit dan kepala sekolah," lanjut dia.
Sentuh Pustaka sebelumnya menjadi juara 1 Top Innovative Mayor Award tahun 2019 yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Hingga kemudian ikut dan lolos 45 Top Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional 2021.
"Program ini kita mulai tahun 2018. Jadi kita turun melakukan pembinaan atau bimtek, ditata ruangannya bagaimana agar perpustakaan menarik dikunjungi siswa sekolah," sebut Tulus.
Sentuh Pustaka menjadi satu-satunya program Pemkot Makassar yang tembus Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Nasional Tahun 2021. Bahkan menjadi penghargaan tertinggi nasional lantaran menjadi program satu-satunya lembaga perpustakaan di Indonesia.
"Kan ini kemarin baru 15 perpustakaan sekolah yang terakreditasi. Tahun ini ada 30 perpustakaan yang kita usulkan. Jadi seluruh perpustakaan di sekolah akan terakreditasi secara bertahap," papar dia.
Diketahui penghargaan Top 45 Inovasi Nasional Pelayanan Publik dari KemenPAN-RB Tahun 2021 diterima bertepatan di momen HUT Kota Makassar ke 414. Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi secara simbolis menerima penghargaan tersebut pada Selasa (9/11/2021).
"Semoga makin masif melayani warga. Berikan edukasi serta informasi yang mudah di tangkap masyarakat sehingga program yang di canangkan dapat tepat sasaran dan mencapai target," pungkas Fatma dalam keterangannya yang diterima wartawan.
Sentuh Pustaka juga telah berdampak pada meningkatkan indeks budaya baca di Kota Makassar dari 39,49% tahun 2016, menjadi 45,31% di tahun 2021. Hal itu berdasarkan data survei Independen Tri Tunggal Sejaya.
"Bahkan jumlah pengunjung perpustakaan naik 200% dari 15 menjadi 45 orang/hari," ucap Tulus yang juga pustakawan di Dinas Perpustakaan Kota Makassar ini.
Jumlah kunjungan ke perpustakaan baik secara daring maupun luring pada tahun 2016 di angka 439.658. Lalu mengalami kenaikan drastis menjadi 780.007 pengunjung di tahun 2021.
"Makanya program ini menyasar PAUD/TK, SD, SMP. Karena Budaya baca kan pondasinya dibangun dari anak-anak. Kalau tidak dikenalkan perpustakaan sejak dini, bagaimana budaya baca bisa tumbuh," beber dia.
Keunikan Program Sentuh Pustaka
Tulus menjelaskan inovasi Sentuh Pustaka memiliki empat keunikan yang juga menjadi kelebihan atas program. Salah satunya sifat kebaruan, dimana inovasi Sentuh Pustaka dengan konsep terjun langsung ditunggu-tunggu kehadirannya oleh pihak sekolah.
"Lalu keunikannya karena ini program kolaborasi. Di mana pembinaan perpustakaan sekolah melibatkan tim internal, dan beberapa unsur eksternal," ucap dia.
Program Sentuh Pustaka pun diklaim memberdayakan dan membuka lapangan kerja. Inovasi ini dinilai membuka lapangan kerja bagi alumni jurusan ilmu perpustakaan untuk direkrut menjadi tenaga perpustakaan oleh pihak sekolah.
"Selain itu memotivasi perpustakaan sekolah untuk bergerak. Setelah Sentuh Pustaka, perpustakaan sekolah mulai bergerak dengan menerima bantuan berbagai pihak dan membentuk Bunda Baca, hingga Duta Baca, untuk kegiatan literasinya," papar Tulus.
Program Direplikasi Instansi di Daerah Lain
Keberhasilan program Sentuh Pustaka Dinas Perpustakaan Kota Makassar dilirik daerah lain. Program ini lantas direplikasi untuk diterapkan Dinas Perpustakaan Kota Palopo, hingga Bantaeng.
"Sebenarnya beberapa daerah menerapkan. cuma namanya diubah. Tapi yang ter-publish menerapkan program itu seperti di Palopo. Di Kabupaten Bantaeng juga mengadopsi program ini," ungkap Tulus.
Tidak hanya di Sulsel, program itu bahkan diminati provinsi lain. Instansi pemerintah dari Kalimantan, Sumatera, Maluku, hingga Papua. (rls)