MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar Andi Herfidha Attas tengah disibukkan dengan persiapan penyelenggaraan Hari Kebudayaan 1 April mendatang. Meski begitu, ia juga masih menyempatkan mengikuti Diklatpim II di LAN RI untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan sebagai pejabat struktural eselon II.
Dihubungi via whatsapp, Herfidha mengaku peningkatan kapasitas kepemimpinan merupakan kebutuhan bagi setiap pejabat struktural. “Kita dilatih untuk meningkatkan strategi kebijakan dan mewujudkan visi organisasi,” ujarnya. Salah satu materi ceramah kepemimpinan kewirausahaan pada pelatihan kepemimpinan nasional tingkat II angkatan V adalah dari Gubernur Jatim Hj. Khofifah Indah Parawansa.
Gubernur Jawa Timur berbagi resep kepemimpinan kepada peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan V di Auditorium Hasanuddin, Lembaga Administrasi Negara (LAN) Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/3/2022).
Menurut Khofifah, untuk menjadi pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan kewirausahaan, seorang pemimpin harus bisa berfikir out of the box atau extraordinary. Seorang pemimpin harus berani melakukan lompatan-lompatan dengan analisis kebijakan yang cepat dan tepat. Seperti pesan Presiden Jokowi bahwa pemimpin harus berpikir dan bekerja extraordinary dan smart shortcut.
“Kerja seorang pemimpin harus membuka diri, membangun jejaring yang kuat dan luas, cepat dan cerdas, tapi harus tetap teliti dan detail sambil berhitung dengan segala kemungkinan-kemungkinan. Di saat ekosistem banyak terdisrupsi, inovasi dan adaptasi harus dilakukan, mitigasi resiko harus dihitung, melibatkan perguruan tinggi serta pakar serta diikuti dengan doa. Itu rumus utamanya,” kata Khofifah.
Khofifah menjelaskan bahwa kemampuan dalam mengambil keputusan yang cepat dan tepat dari seorang pemimpin juga didasarkan seberapa banyak referensi yang ia miliki. Maka sewajarnya jika seorang pemimpin memiliki banyak tokoh panutan yang mampu menjadi kiblat dalam menentukan kebijakan dan keputusan yang presisi.
“Memiliki banyak tokoh referensi menjadi penting bagi seorang pemimpin, karena pemikiran dari tokoh referensinya akan mampu mempengaruhi pola pikir seorang pemimpin tersebut,” tutur Khofifah.
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, selain referensi, seorang pemimpin juga harus memilki kemampuan kolaboratif dan bersinergi dengan berbagai stakeholders. Pasalnya, saat ini kolaborasi menjadi hal penting yang harus dibangun pada semua lini baik vertikal maupun horisontal.
“Saya menyebut bahwa strong collaboration serta strong partnership adalah sebuah kebutuhan, dan yang harus dibangun sekarang adalah kekuatan interdependensi yang saling memberikan penguatan,” jelas Khofifah.
Selain itu, lanjutnya, seorang pemimpin ataupun ASN saat ini harus open minded. Ia menuturkan bahwa pemimpin yang memliki keterbukaan pikiran akan mampu mempelajari dan mengambil banyak hal positif dan masukan dari berbagai hal yang terjadi dan dihadapi.
Sebagai informasi, peserta PKN TK. II Angkatan V di Puslatbang KMP LAN berjumlah 60 Orang yang terdiri dari 59 Orang Eselon II & 1 Orang Eselon III. Dari 60 orang tersebut 7 Orang dari Instansi Pusat & 53 Orang dari Instansi Pemerintah Daerah.
Herfidha menambahkan, dari Kota Makassar ada 5 kepala OPD yang mengikuti Diklatpim II angkatan V yang akan berlangsung selama empat bulan secara on dan off kampus. “Insya Allah dengan bekal ilmu dari Diklatpim ini kami akan mampu melakukan berbagai inovasi di Dinas Kebudayaan dan mewujudkan visi misi Walikota Makassar,” tutupnya. (nad)