BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Dua puluh orang purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Desa Salassae Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba mendapatkan pelatihan pertanian alami untuk purna Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya. Pelatihan ini digelar 17-20 Maret 2022 di Balai KSPS (Komunitas Swabina Pedesaan Salassae) Desa Salassae. Para purna PMI yang semuanya adalah mantan Tenaga Kerja Indonesia yang pernah bekerja sebagai buruh sawit di Malaysia mendapatkan pengetahuan bagaimana mengembangkan pertanian alami di desanya.
Narasumber yang hadir selama pelatihan yakni Kepala UPT BP2MI Wilayah Sulsel Mohd. Agus Bustami, penggiat pertanian alami Armin Salassa dan Ketua Barikade 98 Sulsel Iwan Salassa.
Mohd. Agus Bustami mengatakan, BP2MI atau Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia diberi kewenangan oleh pemerintah untuk melindungi pekerja migran. Perlindungan yang diberikan ada 3 hal pokok. Pertama perlindungan hukum, perlindungan ekonomi dan perlindungan sosial. “Tujuannya untuk mensejahterakan pekerja migran Indonesia,” tegasnya. BP2MI bahkan mengurus pekerja migran yang berada di luar negeri baik mereka yang berangkat secara prosedural maupun non prosedural atau bahasa awamnya ilegal karena tidak memiliki dokumen resmi.
Pelatihan purna pekerja migran Indonesia merupakan salah satu program BP2MI yang menjangkau tidak hanya purna PMI-nya tapi juga keluarga PMI. “Bentuk pelatihannya bermacam-macam. Sesuai dengan kebutuhan purna PMI di daerahnya masing-masing,” ujar Agus.
Ia mencontohkan, puluhan purna PMI di Desa Salassae memiliki kebutuhan akan pertanian alami. Maka pelatihan Pertanian Alami inilah yang dikembangkan untuk purna PMI di desa tersebut. Bahkan Mohd. Agus berjanji tidak hanya berhenti pada pelatihan saja tapi akan dilanjutkan dengan pemberikan bantuan permodalan dan KUR bekerjasama dengan perbankan.
Wahid, salah satu purna PMI yang mengikuti pelatihan mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan BP2MI di Desa Salassae. Wahid yang sudah 3 kali bolak-balik Bulukumba-Malaysia untuk bekerja sebagai buruh merasakan betul bagaimana buruknya menjadi pekerja migran dengan jalur tak resmi atau non prosedural. “Itulah kenapa saya memilih kembali pulang kampung dan membangun desa dengan mengembangkan pertanian alami. Apa yang dilakukan BP2MI sangat membantu kami,” ujarnya. (nad)