JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf angkat bicara soal kasus warganya yang meninggal di Disdukcapil Kabupaten Bulukumba usai melakukan perekaman KTP karena terdesak urusan BPJS untuk mendapatkan layanan kesehatan. Muchtar Ali Yusuf yang akrab disapa Andi Utta mengaku sedih dan kecewa kejadian yang viral ini terjadi di wilayahnya. Padahal sejak awal dilantik sebagai bupati Bulukumba ia sudah menekankan pentingnya pelayanan di segala sektor.
“Saya sedih. Saya berbelasungkawa dengan peristiwa ini. Kepada keluarga Pak Amiluddin di Kajang saya menyampaikan duka yang dalam dan permintaan maaf atas kejadian tersebut. Kita semua bertanggung jawab atas apa yang menimpa beliau. Saya saat ini masih berada di Jakarta karena ada urusan dengan beberapa kementerian. Semua saya percepat dan segera kembali kembali ke Bulukumba,” ujar Bupati yang dihubungi via telepon, Sabtu 19 Maret 2022. Ia berjanji akan mengusut tuntas kejadian ini.
Andi Utta juga sudah meminta Disdukcapil dan RSUD Sultan Dg Radja membuat laporan mengenai kejadian ini dan mencari titik lemah dari layanan yang harus diberikan kepada masyarakat, tanpa pandang bulu. Menurut Bupati, siapapun yang berada di wilayah Bulukumba harus dilayani dengan baik. Dari hasil sementara di lapangan, diketahui bahwa Amiluddin selama ini bekerja di Malaysia. Warga Kelurahan Tanah Jaya Kecamatan Kajang ini baru pulang dari Malaysia seminggu sebelum ia meninggal dunia. Ia pulang karena sakit dan ingin berobat di kampung halaman.
Pria berusia 55 tahun itu sempat dirawat di RSUD Sultan Dg Radja dan didiagnosa mengalami gangguan di usus. Karena dokter menyarankan tindakan operasi, pihak keluarga lalu mengurus kelengkapan untuk BPJS Kesehatan yang mengharuskan dokumen adminduk seperti KTP. Selama ini Amiluddin yang sudah menetap selama 20 tahun di Malaysia memang tak memiliki KTP. Ia dan istrinya sudah menetap di Malaysia dan menjadi pekerja migran di sana.
Siti Nurming, sepupu Amiluddin mengaku tidak menyalahkan siapapun. “Ini adalah musibah bagi kami dan takdir yang harus diterima. Pihak rumah sakit juga sudah menahan untuk tidak keluar dari RS tapi kami yang minta. Di Disdukcapil juga begitu kami dilayani dengan cepat,” ujarnya.
Soal pelayanan bagi warga yang sakit menurut Kepala Disdukcapil Kabupaten Bulukumba Andi Mulyati Nur , pihaknya sudah punya SOP sejak 5 tahun lalu. “Kami ada fasilitas jemput bola. Kebetulah kasus ini memang kami baru tahu saat almarhum sudah tiba di kantor. Makanya kami lakukan layanan semaksimal mungkin dengan mempercepat perekaman dan penerbitan. Menjemput dengan kursi roda dan sebagainya,” ujar Mulyati yang berada di kantor saat kejadian tersebut. Ia bahkan memastikan bahwa layanan hanya 10 menit agar yang bersangkutan bisa segera kembali mendapatkan layanan kesehatan karena kondisinya memang sudah drop. (nad)