Kisah Kakek 80 Tahun di Lutra Jadi Marbot Masjid dan Buruh Demi Bertahan Hidup

  • Bagikan

LUWU UTARA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Seorang kakek di Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Sulawesi Selatan (Sulsel), harus tetap bekerja di usia senja demi terus bertahan hidup. Namanya Kade, kakek berusia 80 tahun. Kakek Kade yang selama ini tinggal sebatang kara di rumah reyot harus bekerja sebagai buruh tani dan marbot masjid.
Kakek Kade merupakan warga Pambusu, Desa Rompu, Kecamatan Masamba, Luwu Utara. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kakek Kade selama ini lebih banyak menerima uluran tangan warga sekitar, kendati demikian kakek Kade juga tetap bekerja sebagai buruh tani.

"Saya biasa jadi buruh tani dengan upah sebesar Rp 100 ribu," ucap Kade kepada wartawan, Senin (4/4/2022).

Kakek Kade selama ini hanya tinggal di sebuah rumah kayu semi permanen yang kondisinya nyaris roboh. Akibatnya, Kakek Kade terpaksa menumpang di masjid desa.

"Saya masih bujang, dan rumah saya sudah hampir roboh," katanya.

Kakek Kade mengatakan terkadang dirinya mendapat bantuan dari pemerintah. Hanya saja dia bukan sebagai penerima tetap.

"Saya biasa dapat bantuan dari pemerintah tetapi terkadang juga tidak dapat karena saya tidak terdaftar sebagai penerima tetap," bebernya.

Kepala Desa Rompu, Rusdi turut angkat bicara terkait persoalan yang dihadapi salah satu warganya. Rusdi mengatakan kakek Kade sebenarnya warga pendatang.

"Awalnya itu dia bukan warga di sini," ucap Rusdi kepada detikSulsel.

Dikatakan Rusdi, Kade awalnya masuk di Desa Rompu itu dikarenakan salah satu keluarganya membawa Kade untuk mendirikan rumah di sebuah kebun milik keluarga Kade. Rusdi menyebut peristiwa itu terjadi sekitar 2 tahun lalu.

"Tapi sekitar 2 tahun yang lalu ada keluarganya dari Bone datang bawa di situ kebun terus dia buatkan rumah, rumah yang ditempati adalah rumah kebun milik kerabat jauhnya yang berdomisili di luar Desa Rompu dan kerabatnya juga yang membawa bapak Kade masuk dan tinggal di situ kebun," katanya.

Ia juga mengatakan, pihaknya telah berusaha agar kakek Kade bisa mendapatkan bantuan dari Pemerintah desa dengan mengutus salah seorang aparat mengurus berkas kepindahan kakek Kade ke Desa Rompu.

"Di awal tahun 2020 pada saat wabah pandemi. Pada saat itu ada bantuan BLT dari desa yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, olehnya itu kami pemerintah setempat mengutus salah seorang aparat untuk mengurus surat kepindahan dari desa sebelumnya, agar orang tua tersebut bisa mendapatkan bantuan," ungkapnya.

Terkait alasan mengapa kakek Kade berada di masjid, dikarenakan Kakek Kade sudah memilih menjadi seorang marbot masjid dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Pihak Pemerintah Desa Rompu juga telah memasukkan Nama Kakek Kade sebagai salah satu penerima bantuan bedah rumah dari Pemerintah Kabupaten Luwu Utara.

"Dan beliau juga dijadikan pegawai Masjid Al-muhajirin, agar ada yang dihonor pemerintah setiap bulannya," bebernya.

"Alasan beliau tinggal di measjid karena beliau adalah pengurus masjid atau pegawai sara. Dan pada tahun ini, beliau sudah terdaftar sebagai penerima bantuan bedah rumah," ungkap Rusdi. (bs)




  • Bagikan

Exit mobile version