Radarselatan.co.id — Memasuki era disruptif, banyak perubahan yang terjadi pada tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak terkecuali mendampak sekop organisasi bahkan organisasi yang unggul sekalipun. Langkah persiapan harus segera diambil oleh pemerintah utamanya dalam hal mencetak SDM yang unggul melalui berbagai upaya yang tentunya harus efektif dan efisien. Disampaikan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana yang mengatakan bahwa perubahan massive ini disebabkan pengaruh revolusi teknologi 4.0, oleh karena itu kompetensi ASN yang dibutuhkan saat ini bukan hanya pada ranah teknis, namun pegawai dituntut memiliki kompetensi soft skill untuk menghadapi tantangan diantaranya berpikir kritis dan kreatif, memecahkan masalah kompleks, penilaian dan membuat keputusan, kepemimpinan berorientasi pelayanan, negosiasi dan fleksibilitas kognitif.
Seluruh soft skill ini diharapkan memberi value yang lebih dan mampu mengimbangi transformasi sistem lama yang serba fisik menjadi otomatisasi pekerjaan berbasis digital yang benar-benar baru dan efisien.
Pendekatan human capital management harus diakui masih kurang dalam manajemen SDM di organisasi khususnya birokrasi di Indonesia, dimana kebijakan pemerintahan saat ini lebih kepada pengembangan yang bersifat fisik atau infrastruktur. Arah kebijakan ini dinilai, tidak memberikan ‘celah’ untuk mendorong upaya pengembangan skill dan kompetensi pegawai yang berujung ketidaksiapan pegawai dalam menghadapi era disruptif.
Salah satu kebijakan yang sering menjadi topik pembicaraan saat ini yaitu Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang mengusung konsep Future Smart Forest City. Presiden Jokowi meyakini IKN akan menjadi representasi bangsa yang unggul dengan mewujudkan smart city, kota modern berkelanjutan serta memiliki standar internasional. Menurut pemaparan BAPPENAS, ASN yang bakal dipindahkan secara bertahap dimulai 2024-2025 sebanyak 100.023 pegawai, tentunya pemindahan IKN bukan hanya soal pemindahan ASN namun sesuai dengan visi Indonesia 2045, Ibu Kota Negara adalah kota dunia dan Indonesia sebagai negara maju, menjadi kota dunia dan smart city berarti harus diikuti peningkatan kompetensi ASN dengan pendekatan human capital management untuk mewujudkan smart ASN menuju Birokrasi 4.0.
Kementerian PAN-RB sepertinya juga telah mendorong pengembangan kompetensi SDM melalui transformasi Pendidikan dan Pelatihan yang sebelumnya konvensional menjadi diklat berbasis human capital management dengan konsep corporate university. Andersen, et al., (2003) mengatakan dalam literatur sumber daya manusia, tren baru dalam pelatihan dan pengembangan SDM adalah membangun corporate university yang menawarkan metode pembelajaran dengan jargon “belajar dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja melalui proses belajar yang dinamis”.
Penerapan Corporate University pada seluruh kementerian atau lembaga membutuhkan usaha ekstra dan waktu yang panjang.
Akan tetapi hal tersebut dapat dimulai dari pengelolaan knowledge management yang efektif pada program pendidikan dan pelatihan yang berbasis corporate university, yang dimotori oleh badan pendidikan dan pelatihan pada setiap kementerian atau lembaga. Penerapan konsep corporate university tidak boleh didasari oleh trend atau ikut-ikutan saja. Melainkan harus didasarkan pada upaya penyelesaian masalah sumber daya manusia pada sebuah organisasi melalui knowledge managementyang efektif dan efisien. Jika dikaitkan dengan era disruptif, pembelajaran berbasis smart learning merupakan hal yang mutlak dilakukan. Sehingga pengetahuan dapat tercipta, terdistribusi, dan tersampaikan dengan baik.
Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Manajemen ASN Lembaga Administrasi Negara, Dr. Agus Sudrajat, M.Si menerangkan bahwa terdapat tiga hal yang patut diperhatikan dalam penerapan ASN Corpu ini, pertama, menjadikan organisasi pemerintah sebagai lokus sumber pembelajaran bagi ASN untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhannya,
Kementerian/Lembaga/Departemen dapat berperan menjadi center of excellence yang menjadi tempat ASN dalam mengembangkan kompetensi yang dibutuhkannya. Kedua, ia menjelaskan bahwa model pembelajaran Corpu ini akan mengedepankan pembelajaran yang agile melalui pembelajaran mandiri dengan dukungan teknologi informasi, dan ketiga, membangun kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah sebagai upaya pengembangan kompetensi ASN yang terintegrasi.
Corporate University bukanlah hal yang baru, keberhasilan konsel Corpu di sejumlah BUMN dan Kementerian Keuangan serta beberapa Kementerian/Lembaga lainnya dalam meningkatkan kompetensi pegawai mendasari pemilihan konsep ini. Model pendidikan dan pelatihan yang disediakan berupa E-learning, Blended learning, Problem Solving, Action Learning, Class Learning, On The Job Trainning, Culture Change, Internship, Community Of Practice, dan sebagainya. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bagaimana mentransfer dan menciptakan sebuah pengetahuan melalui proses belajar yang dinamis. Sejalan dengan hal tersebut Michael M. Lombardo and Robert W. Eichinger dalam bukunya The Career Architect Development Planner yang membagi model ini dalam tiga pendekatan, yaitu 10% education (pembelajaran formal), 20% social learning dan 70% experiential learning.
ASN Corporate University dinilai dapat memecahkan permasalahan lintas sektoral, secara cepat dan efektif sejalan dengan upaya mencetak Smart ASN yang akan menggerakkan sistem pemerintahan Indonesia serta menguasai teknologi yang dapat mendukung sistem pemerintahan ke birokrasi 4.0 dan mewujudkan smart governance 2025 mendatang dan menjawab tantangan kebutuhan SDM Aparatur pada smart city IKN Baru. (**)