MAKASSAR, RADARSELATAN —- Gerakan Mahasiswa Papua di Maksssar menggelar dialog dengan membahas provinsi baru. Kegiatan itu berlangsung di Warung Upnormal, Jalan Perintis Kemerdekaan. Jumat (08/04/2022).
Adapun tema dialog adalah “Kalau Bukan Kami Siapa Lagi, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi”. Para mahasiswa asal Papua ini konsen membahas penambahan provinsi di tanah Cendrawasih.
Diketahui, rencananya ada tiga provinsi baru di Papua. Diantaranya, Papua Pegunungan Tengah, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Sehingga, nantinya ada lima provinsi selain Papua dan Papua Barat.
Salah satu narasumber, Ketua Mahasiswa Biak Papua, Stenly Korwa menganggap penambah provinsi punya dampak baik. Salah satunya akan punya komposisi jumlah penduduk yang jelas.
“Untuk mendukung pemekaran Papua dari aspek demografi Papua dan Papua Barat. Melalui pemekaran Papua, komposisi jumlah penduduk pada masing-masing daerah otonom baru (DOB) tersebut juga akan menyesuaikan dengan jumlah penduduk kabupaten atau kota yang ada,” jelasnya.
Ia juga menilai pemekaran provinsi akan berdampak pada ekonomi masyakarat. Pemerintah setempat, kata dia, punya APBD yang jelas peruntukannya.
“Hal ini juga akan berdampak pada APBD masing-masing DOB. Bila dimekarkan menjadi 5 provinsi, maka persebaran penduduk dan jumlahnya menjadi berbeda. Dan kesejahteraan penduduk semakin nyata dan masyarakat papua bisa mandiri dan semakin sejahtera,” ucapnya.
Sementara itu, Paskalis A. Waras menyatakan bahwa masyakarat sudah harus bisa melihat sisi baik dari penambahan provinsi di Papua. Sebab, ia menilai arahnya dan tujuannya jelas untuk kesejahteraan masyakarat.
“Pemikiran masyarakat papua yang sejatinya harus berkiblat pada pembangunan dan misi kesejahteraan bersama,” ucap Paskalis.
“Bagaimana juga kelompok Papua, (mahasiswa) memiliki polah pikir yang terbuka dan berbaur dengan masyarakat lainnya. Dalam hal ini membuat lapangan pekerjaan terhadap masyarakat Papua,” tambahnya.
Paskalis juga mengatakan bahwa mahasiswa Papua sudah harus bisa menilai secara terbuka. Dan bisa melihat dampak baik ke depan bagi provinsinya.
“Mahasiswa harus memiliki sistem pemikiran yang terbuka, dan jauh lebih visioner kedepannya,” ujarnya.
“Generasi kedepannya harus terbawah dengan kemajuan, perkembangan dan sistem teknologi kedepannyanya,” tutup Paskalis. (Sandy).