BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Meski Pemerintah Saudi resmi membuka penyelenggaraan haji 1443 H, namun disertai dengan berbagai ketentuan. Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi dalam surat pengumumannya menyebutkan bahwa haji tahun ini akan dilakukan dengan dua ketentuan.
Pertama, haji tahun ini terbuka untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun dan telah menerima vaksinasi lengkap Covid-19 yang disetujui Kementerian Kesehatan Saudi.
Ke-dua, Jamaah yang berasal dari luar kerajaan wajib menyerahkan hasil tes PCR negatif Covid-19 yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.
Ketentuan ini diharapkan tidak membuat calon jamaah haji khususnya yang berusia 65 tahun ke atas kecewa dan diminta untuk bersabar.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Bulukumba, Hakim Bukhari, menjelaskan, kebijakan pembatasan usia ini merupakan kebijakan Pemerintah Arab Saudi.
“Yang usia 65 ke atas untuk tetap sabar menunggu giliran karena pembatasan usia disyaratkan oleh yang punya kampung (Pemerintah Arab Saudi), bukan kebijakan Pemerintah RI,” terangnya.
Hakim mengimbau kepada jamaah dan seluruh warga yang mendapatkan informasi tentang haji dan umrah untuk tetap memvalidasi dan mengecek di PLHUT.
Dalam rangka mencegah informasi hoax yang simpang siur tentang haji yang marak di sosial media.
“Dan khusus jamaah tetap jaga kesehatan,” tukas Hakim Bukhari.
Sebelumnya, dilansir dari laman resmi Kemenag yakni kemenag.go.id, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan rasa syukur atas adanya kepastian keberangkatan jemaah haji Indonesia tahun ini.
“Syukur alhamdulillah, jemaah haji Indonesia bisa berangkat tahun ini. Ini kabar yang sangat ditunggu jemaah haji di tanah air,” tegas Menag di Jakarta.
Menag mengatakan, batalnya pemberangkatan jemaah haji Indonesia dalam dua tahun terakhir telah menyebabkan kerinduan mereka yang mendalam untuk ke Tanah Suci.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan Saudi yang memberi kesempatan tahun ini bagi jemaah Indonesia untuk memenuhi panggilan beribadah haji,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Gus Men ini menegaskan bahwa berapapun kuota yang diberikan, Indonesia siap menyelenggarakan haji. Sebab, persiapan dengan berbagai skenario pemberangkatan telah dilakukan selama ini.
“Kita akan optimalkan berapapun kuota nanti yang diberikan untuk Indonesia. Bahkan, kalau bisa kita akan upayakan agar Indonesia bisa mendapat tambahan, misalnya dari kuota negara lain yang tidak terserap,” tegasnya.
“Kita siap dan akan lakukan persiapan sebaik mungkin untuk memastikan jemaah terlayani dengan baik,” lanjutnya. (ewa)