Soal Sorotan PAD Pasar Sentral, Kepala DP2KUKM Anggap Juandy Masih Baru, Belum Paham Situasi

  • Bagikan
Munthasir Nawir

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (DP2KUKM) Kabupaten Bulukumba menantang Anggota DPRD Bulukumba, Komisi B, Juandy Tandean untuk ikut uji petik di Pasar Sentral Bulukumba.
Ajakan ini buntut dari sorotan Juandy Tandean yang menganggap Penghasilan Asli Daerah (PAD) dari pasar sentral masih rendah dan tidak relevan.
Hal tersebut kemudian ditanggapi oleh Kepala DP2KUKM Bulukumba, Munthasir Nawir, menurutnya Juandy belum paham kondisi realitas di DP2KUKM Bulukumba khususnya di Pasar Sentral.
"Juandy ini baru di Komisi B, jadi dia belum paham bagaimana kondisi di kami (DP2KUKM Bulukumba)," ujarnya saat dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Selasa, 19  April 2022.
Terdapat 1.200 kios di Pasar Sentral, yang terpakai sekitar 800 kios, tetapi tidak semua yang terpakai buka tiap hari.
Selain itu, target PAD khususnya untuk DP2KUKM dinaikkan hingga 100 persen dibandingkan tahun 2021.
"Kalau tahun ini secara nominal PAD naik dibandingkan dengan tahun lalu, tetapi karena targetnya tinggi jadi persentase capaian terhitung rendah," jelasnya.
Munthasir Nawir menuding Juandy Tandean terlalu tendensius, karena sebenarnya apa yang dipersoalkan telah disampaikan pada rapat mitra DP2KUKM dengan Komisi B.
"Saya tidak paham apa tendensinya Bapak Dewan yang terhormat Juandy Tandean, kami sudah jelaskan pada saat rapat mitra, tapi saya tidak paham mengapa beliau menyoroti lewat media lagi," sesalnya.
Munthasir mengatakan bahwa pihaknya telah mengajak Komisi B untuk melakukan uji petik bersama namun sampai saat ini belum ada jawaban dari Komisi B.
Kendati demikian, Munthasir mengaku tetap akan bekerja maksimal untuk mencapai PAD seperti yang ditargetkan.
Sebelumnya, Anggota DPRD Bulukumba, Juandy Tandean, menyorot besaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pasar Sentral yang dinilai masih rendah dan tak relevan.
Dikatakan Juandy, aktivitas pasar sentral Bulukumba, yang  begitu padat  tak berbanding lurus dengan pendapatan daerah yang dihasilkan. Padahal, data yang ia dapatkan ada sekitaran 800 lebih pedagang yang berjualan di Pasar Sentral. Namun PAD yang dihasilkan, tak realistis dan relevan.
"Kok 800 an pedagang itu sebulannya hanya antara Rp 50 jutaan  sampai  Rp60 jutaan saja PAD-nya, yah tidak realistis dan relevan saya kira,"ucapnya. Senin 18 April 2022.
Anggota Komisi B ini, mengungkapkan pada bulan Januari 2022 saja, tercatat hanya Rp50 juta lebih atau jika di rata-ratakan seharinya retribusi yang ditarik dari seluruh aktivitas perdagangan hanya Rp1,6 juta.
Begitu juga di bulan Februari 2022, yang malah lebih rendah yakni hanya Rp43 juta lebih saja atau setiap harinya sekitar Rp1,5 juta. Sedang di bulan Maret 2022 sebesar Rp62 juta lebih atau perharinya Rp2 jutaan.
Padahal, kata dia, terdapat sejumlah sumber PAD dalam kawasan pasar sentral, seperti retribusi Rp2 ribu untuk 800 pedagang sewa kios, belum lagi karcis masuk Rp2 ribu, kemudian retibusi kebersihan, hal lainnya adalah penarikan retribusi bongkar muat Rp4 ribu permobil yang dimana setiap harinya tak kurang dari 100 mobil yang melakukan aktivitas bongkar muat.
"Kita lihat geliat jual beli di dalam (Pasar Sentral) itu ramai saya selalu datang memantau, tapi masa hanya segitu PAD yang didapatkan, kalau antara Rp 1 juta sampai Rp2 juta perharinya itu hanya pedagang yang bongkar muat saja, di sore hari, lalu pelapak yang di dalam itu lebih banyak lagi,"ketusnya.
JT pun mengaku menaruh curiga ada manejemen yang tidak sehat pada pengelolaan pasar sentral, bahkan kuat indikasi PAD bocor alias ditilep oknum. Olehnya, dia berharap ada sikap tegas dan komitmen Bupati Bulukumba, untuk membersihkan oknum nakal.
"Wajar dong kita curiga, kita sudah monev dinas terkait tapi tidak ada jawaban soal ini, uang rakyat harus di selamatkan dari kebocoran, pintu PAD kita melimpah belum lagi di pasar pasar lainnya," tambahnya. (ewa)  

  • Bagikan