Jadi Guru Besar ke-57 di UMI, Zakir Sabara Ungkap Fakta dan Keunikan Air

  • Bagikan
Prof Zakir Sabara bersama istri dan anak-anak usai pengukuhan guru besar.

MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Prof Dr Zakir Sabara HW resmi dikukuhkan sebagai guru besar ke-57 di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Rabu 29 Juni 2022 pada Sidang Terbuka Senat UMI. Prosesi pengukuhan jabatan guru besar dalam bidang Teknik Kimia pada Fakultas Teknologi Industri tersebut dihadiri sejumlah pejabat penting, termasuk Komjen Pol. H. Syafruddin, Wakapolri tahun 2016-2018 dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pada 2018-2019 yang hadir memberi selamat secara virtual.

Dalam pidato pengukuhannya, Zakir mengungkapkan ancaman kelangkaan pasokan air dunia akibat perubahan iklim global. Menurut Zakir, air sejatinya berbentuk cair tapi bisa berubah menjadi zat yang berbeda. Jika dipanaskan, sebagian partikelnya akan berubah menjadi uap, jika dibekukan partikelnya akan mengeras seperti karang.

"Air adalah salah satu zat yang dapat ditemukan dalam tiga wujud, dengan memberikan energi tertentu air berubah dari wujud padat ke cair dan kemudian menjadi uap. Meski demikian, perubahan wujudnya bukanlah simbol kemunafikan, melainkan tunduk pada ketentuan sunnatullah," urai Zakir.

Zakir juga menyampaikan, dalam kurun waktu 100 tahun, satu molekul air dapat menghabiskan waktu 98 tahun di laut lepas, 20 bulan membeku dalam bentuk salju, kurang lebih 2 minggu berada di danau dan sungai, dan kurang dari seminggu berada di atmosfer.

Dari seluruh air di bumi, lanjut Zakir, hanya 2,5 persen air tawar. Dan lebih dari 90 persen pasokan air tawar dunia berada di antartika. Jumlah total air di bumi memiliki volume kurang lebih 344juta km3, 315juta km3 air laut, 9 juta mil3 air tanah dalam akuifer. Posisi 7 juta mil3 beku dalam es di kutub, 53.000km3 air melewati danau dan sungai, 4000km3 air kelembaban atmosfer, dan 3.400 km3 air terkunci di dalam tubuh makhluk hidup.

"Ketika melakukan penelitian RDM (robust decision making) tentang sumberdaya air, saat itulah saya merasa kecil. Tidak ada artinya jika saya menjadi guru yang hanya besar pada gelar dan level teori RDM, sumber daya air, teknik kimia, namun melupakan sisi kemanusiaan yang setiap detiknya dalam ancaman kelangkaan air bersih," tutur ayah dari tiga putra dan putri ini.

Zakir mengingatkan bahwa Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sudah memperkirakan bahwa pada 2030, hampir setengah populasi manusia yang ada di bumi akan kekurangan jatah air bersih. Bahkan PBB memperediksi pada 2025 akan ada 1,9 miliar manusia yang mengalami kelangkaan air absolut dan 2/3 populasi dunia berada dalam bayang-bayang kekurangan air. "Kelangkaan air bersih menjadi salah satu kekhawatiran terbesar abad XXI," tegasnya.

Di Indonesia, dampak perubahan iklim global sudah mulai terlihat. Di Makassar, banjir dan kekeringan sudah menjadi masalah tahunan yang terus berulang. "Hasil kajian merekomendasikan adanya kebijakan subsidi terhadap konsumsi air bersih antarberbagai kelompok konsumen, adanya kebijakan imbal jasa lingkungan, rekonstruksi pola perilaku konsumsi terhadap air, serta penataan manajemen air bersih yang preverensif dan penguatan paradigma air bersih," tandas Zakir. Khusus untuk rekomendasi paradigma air bersih menurutnya, dapat distimulasikan dalam lembaga pendidikan yaitu dengan menghadirkan pendidikan vokasi terkait teknologi dan manajemen pengolahan air bersih. (nad)

BIODATA PROF ZAKIR SABARA:

Nama Lengkap: Prof Dr Ir H. Zakir Sabara HW ST., MT., IPM., ASEAN Eng.

Tempat/Tanggal Lahir: Ujung Lamuru Bone, 24 Mei 1975

Bidang Keahlian: Teknologi Proses

Unit Kerja: Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri FTI UMI

Orangtua: Alm. Aiptu Pol. (Purn) H. Lawata Rahmat Bin Rammade dan Almarhumah Hj. Halijah Binti Taliu

Istri: Ir Hj. Purnamasari Hanafie ST., MT, IPM.

Anak-anak:

  1. Muhammad Emir Yassiturusi Lawata
  2. Diva Suci Ininnawa Lawata
  3. Muhammad Fuja Pallawa Lawata

  • Bagikan

Exit mobile version