BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Pusat menggelontorkan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp3,45 Triliun di Sulsel tahun 2022, termasuk Kabupaten Bulukumba yang keciprat Rp139 miliar.
Sayangnya sebagian terancam ditarik kembali karena ada enam kabupaten di Sulsel yang sama sekali belum merealisasikan. Ke enam daerah itu yakni
Tana Toraja, Parepare, Sidrap, Luwu Timur, dan Enrekang. Sedangkan Bulukumba, dari Rp139 miliar telah terealisasi sebesar Rp 25 miliar.
Bupati Bulukumba, H Muchtar Ali Yusuf kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID tak menampik hal itu. Hanya saja tidak semua anggaran akan ditarik karena saat ini prosesnya telah berjalan. Diakui kemungkinan potensi anggaran yang ditarik kembali oleh pusat hanya sebesar Rp3 miliar.
“Ada di dinas kesehatan pengeboran akibat tidak ada penyedia bersyarat memenuhi kualifikasi sementara waktu sudah mepet, perencanaan yang tidak matang tahun lalu saat pengusulan sehingga seperti ini kejadiannya, Rp 3 miliar nilainya untuk 15 titik, hanya itu saja, yang lain alhamdullilah aman,” terangnya, Selasa, 19 Juli 2022.
Dia mengatakan tetap optis seluruh yang telah direncanakan akan dikerjakan sesuai timingnya, termasuk yang sekarang sedang dikebut adalah anggaran tahun 2023 meski memang untuk Dana Alokasi Umum, itu akan dikurangi.
“Tetapi DAK saya usahakan maksimal dan perencanaan yang lebih matang,” tambahnya.
Dia tambahkan, untun DAK jalan dikatakan sudah maksimal dimana sebelumnya hanya Rp 10 miliar saja saat ini telah meningkat menjadi Rp 70 miliar DAK.
“Sekarang sudah dikerjakan karena di Bulukumba infrastruktur yang sangat parah jadi saya berusaha infrastruktur dan irigasi karena itu yang paling dibutuhkan masyarakat,” tutupnya.
Sementara itu, Humas Pemkab Bukukumba, Andi Ayatullah Ahmad menjelaskan, dibandingkan kabupaten kota lainnya Bulukumba masih dalam kategori sedang dalam realisasi DAK Fisik, bahkan beberapa daerah yang realisasinya belum ada progres
“Dari Rp139 miliar DAK diterima Bulukumba sudah terealisasi Rp 25 miliar,” katanya.
Namun demikian, Pemkab Bulukumba tetap optimis bisa merealisasikan secepatnya setelah proses tender dan pelaksanaan proyek secara umum sudah berjalan.
“Tahun ini memang ada sedikit keterlambatan tender karena adanya metode konsolidasi dalam proses pengadaan barang dan jasanya. Konsolidasi dimaksudkan untuk menyatukan tender berdasarkan jenis pekerjaan dan pendekatan wilayah lokasi pekerjaan,” tukasnya. (faj/has/B)