Salah satu pertanda bahwa akan tibanya momentum HUT RI, pedagang bendera dan umbul-umbul mulai bermunculan di pinggir-pinggir jalan tidak terkecuali di kota Kabupaten Bulukumba.
RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID--Berbagai macam jenis umbul-umbul dijajakan, dengan harga bermacam-macam sesuai bentuk dan ukuran. Menjelang hari kemerdekaan menjajakan bendera dan umbul-umbul menjadi pekerjaan yang banyak digeluti.
Seperti salah satunya Erwin, yang meluangkan waktunya untuk menjajakan bendera merah putih dan umbul-umbul khas 17 Agustusan.
Saat ditemui RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID Erwin yang merupakan warga asli Kabupaten Bantaeng itu mengaku mulai berjualan bendera baru sejak sepekan terakhir.
Bentangan beragam umbul-umbul dan kibaran sejumlah bendera pusaka sangat mencolok jika kita melintas di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Caile, Kecamatan Ujungbulu, Kabupaten Bulukumba, tepat di depan bekas Gedung Juang 45, di sana lah Erwin menjajakan dagangannya.
Kendati demikian Erwin mengeluh karena masih sepi pembeli. "Belum banyak pembeli, tapi memang penjualan akan meningkat kalau semakin dekat hari H (17 Agustus, red)," keluh Erwin
Erwin mengungkapkan, sebenarnya bendera dan umbul-umbul yang ia jajakan itu bukan miliknya. Melainkan barang milik orang lain yang ia sebut sebagai bos.
"Ini (bendera dan umbul-umbul) bos yang punya barang, saya cuma menjual saja. Jadi upahku berdasarkan jumlah barang yang terjual," kata pria berusia 32 tahun tersebut.
Kalau dia memaksimalkan penjualan hingga 10 produk, penghasilan bersih yang ia terima cuma sekitar 50 ribu sampai 100 ribu, tergantung jenis produk yang berhasil dijual, sedangkan harga pokoknya ia setor ke bos.
Beberapa produk yang Erwin jajakan antara lain, bendera mulai dari ukuran terkecil sampai ukuran besar, umbul-umbul, dan background.
"Bendera ada yang 25 ribu sampai 75 ribu, umbul-umbul 50 sampai 100 ribu satu pasang, dan yang paling mahal itu background atau bendera kipas Garuda harganya 250 ribu," paparnya.
Menurut Erwin pekerjaan sebagai pedagang bendera sebenarnya merupakan pekerjaan yang ia geluti secara momentum saja.
Pekerjaan utama Erwin adalah supir angkutan umum Bulukumba - Bantaeng, tetapi ia berdagang bendera untuk penghasilannya apa lagi pikirnya menyambut momentum HUT RI ke 77, bendera dan umbul-umbul merupakan barang yang dibutuhkan, selayaknya peci dan busana muslim saat Idul Fitri. (*)