BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Bantuan sosial (Bansos) di Bulukumba disinyalir salah sasaran. Penerima manfaatnya diduga telah memiliki taraf ekonomi yang baik. Terbukti, beredarnya sejumlah foto rumah yang diduga milik penerima manfaat yang berada di Kecamatan Herlang, tepatnya di Desa Karassing.
Di foto tersebut, jalas terpajang cap atau label sebagai penerima bantuan sosial dari Dinas Sosial. Yang menarik perhatian karena rumah yang dicap tersebut adalah rumah batu berlantai 2 yang jauh dari kesan tak mampu.
Hal itu disampaikan Zainal Abidin, salah satu pegiat sosial di Kecamatan Herlang, kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Selasa 2 Agustus 2022. Menurutnya, berdasarkan hasil penelusurannya ditemukan sejumlah rumah kategori sangat layak namun di bagian rumah dicap penerima bansos.
“Aneh tapi ini nyata, kita bukan usil atau apa, tapi layak kah menerima bantuan sedang ada yang lebih membutuhkan. Ini kan jadi pertanyaan. Makanya saya bilang ini salah sasaran kayaknya,” katanya, Selasa 2 Agustus 2022.
Olehnya dia berharap pihak terkait segera melakukan verifikasi kembali. Zainal menduga ada data yang tidak jelas validasinya atau belum dilakukan pembaruan.
“Mungkin dulunya memang tidak mampu, tapi bisa saja kehidupannya sudah berubah, harusnya kan ini penerima juga menolak dong, jangan mau dapat bantuan terus dari pemerintah,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Karassing, Kamaruddin kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, tak menampik jika foto rumah penerima bansos yang beredar luas di sosial media adalah warganya.
“Iya benar itu di Dusun Palantikang lokasinya. Tapi perlu diketahui kita dari pemerintah desa sudah sering melakukan verfikasi dan perubahan data, termasuk rumah yang bertingkat itu. Tapi yah itu juga yang turun datanya tetap ada,” ujarnya.
Dijelaskan untuk rumah dua lantai tersebut itu penerimanya adalah ponakan dari si pemilik rumah yang sudah meninggal.
“Jadi ponakannya pemilik rumah yang lantai dua yang menerima, namanya Aso baru pulang merantau juga, jadi bukan rumahnya, dia hanya menumpang,” terangnya.
Sedang rumah satunya lagi memang pemiliknya langsung yang menerima bantuan sosial, hanya saja sejak dulu telah dilakukan perbaikan data namun tetap muncul.
“Kalau itu pemilimya bernama Arifuddin. Jadi sebelum merantau ia sudah menerima bantuan, saat itu rumahnya masih rumah kayu, itu masih kades sebelumnya tahun 2004 yah kalau tidak salah, intinya kita selalu melakukan revisi dan verifkasi faktual, tapi dari pusat tetap itu datanya,” terangnya. (faj)