PINRANG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Temu Pendidik Nusantara (TPN) 9 Pinrang berlangsung semarak. TPN 9 di Tahun 2022 ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik setelah kurang lebih 3 tahun mengalami loss learning akibat Pandemi Covid 19.
Banyak murid yang kehilangan kemampuan belajar literasi yang setara dengan 6 bulan tidak belajar dan kehilangan kemampuan numerasi setara dengan 5 bulan tidak belajar. Karena itu daerah masih perlu meningkatkan kemampuan kapasitasnya dalam belajaran. Hal ini berdasarkan data dari rapor pendidikan daerah.
Temu Pendidik Nusantara Pinrang hari kedua pada Minggu, 7 Agustus 2022, berkolaborasi dengan KGBN Barru di mana pelaksanaannya dilakukan secara daring. Panitia menyiapkan link pada kelas 6 Kelas Kemerdekaan yang terdiri dari 11 pembicara dan 12 Kelas Kompetensi yang terdiri dari 12 pembicara. Peserta dapat memilih link dengan topik dan berbagai materi sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kondisi belajar di wilayah tugasnya.
Beberapa materi diantaranya, Pemanfaatan Google Sites pada tugas proyek statistika, Strategi Pengembangan P5 di kelas, Assesment submatif berbasis Kinerja dan Bermula dari anka nol menjadi Prakarya.
Adapun pembicara yang berpartisipasi telah melalui seleksi dan mendapatkan modul yang digunakan sebagai acuan dalam membagi ilmu, pengalaman dan praktik baiknya. Latar belakang pembicara dari berbagai profesi dan stakeholder yang menyiapkan diri berpartisipasi dalam meningkatkan dan memajukan pendidikan Nasional.
Wahyuniar atau biasa disapa Guru Ceria, berperan sebagai motivator bagi pendidik untuk selalu memanfaatkan kesempatan kelanjutan dalam mengembangkan diri di TPN 9 ini. Inisiator dan penggerak terbentuknya Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Pinrang pada Maret 2017, juga mengembangkan kegiatan KGBN Pinrang, seperti berbagi praktik baik, dan membantu pembentukan komunitas praktisi di kalangan guru.
Pengawas Dikbud Pinrang, Indrayana, sangat bersyukur dan bangga bisa terlibat sebagai pembicara di TPN 9 ini. “Bersama guru-guru penuh semangat dan merdeka belajar yang terus ingin maju mengembangkan diri untuk murid, saling menginsprasi satu sama lainnya. Semoga kolaborasi ini bisa seanntiasa berlanjutdan semakin melahirkan banyaknya guru-guru dan banyak praktik baik kedepannya,” kata Indrayana.
Misbah, salah satu pembicara, mengucapkan rasa syukur karena ini adalah TPN ketiga untuknya. “Alhamdulillah, diberi kesempatan berbagi dengan rekan-rekan guru baik di Pinrang maupun di Barru. Apalagi semangat dan antusiasme peserta mengikuti TPN 9 ini. Karena sejatinya salah satu kemewahan terbesar yang dimiliki seorang guru adalah kemauan yang besar untuk terus belajar disamping menyndang status sebagai pendidik yang bergerak untuk berdampak."
Yuliana, salah satu peserta dari MA Muhammadiyah Punnia, mengungkapkan jika dari materi tentang kurikulum merdeka atau IKM sangat diperlukan untuk memahami perasaan anak didik sebelum memulai pembelajaran karena ternyata selama ini yang didapatkan di kehidupan santri itu sudah siap untuk bersekolah tapi banyak yang tidak siap dalam mengikuti pelajaran. Yuliana berharap bisa mempratikkan materi-materi didapatkan selama dua hari di TPN 9.
Tema “Kurikulum yang memberdayakan konteks”, pada TPN 9 untuk memberikan perubahan nyata pada setiap perubahan kurikulum. Kurikulum bukan hanya sekedar perangkat pembelajaran, tapi kurikulum haruslah dapat memberdayakan konteks. Artinya setiap daerah punya karateristik yang berbeda sehingga penting menyesuaikan kurikulum dengan kondisi wilayahnya. Tentunya sejalan dengan filosofi Kih Hajar Dewantara tentang perlunya pendidikan memahami murid dari segi kodrta alam dan kodrat zamnnya. Kurikulum tidak lagi seragam dalam hal capaian dan tujuan pembelajaran, guru diberi kemerdekaan merancang pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan muridnya.
TPN 9 ditutup setelah pembelajaran daring selesai pada hari Minggu (7/8/2022) oleh Badan Pengurus Daerah (BPD) Pinrang-Barru dan Badan Pengurus Propinsi (BPP) Komunitas Belajar Nusantara. (daya)