BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Keputusan Pemerintah Kabupaten Bulukumba memindahkan lokasi pasar ke Halaman parkir Pasar Tradisional Cekkeng tidak mendapat respon dari para pedagang yang selama ini berjualan di Pasar Sentral Malam (Setam).
Bahkan sebagai bentuk protes, puluhan pedagang Pasar Setam mengadu ke Gedung DPRD Bulukumba, Senin, 8 Agustus 2022. Mereka berharap para wakil rakyat memperjungkan nasib para pedagang.
Dari pantauan RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, hampir semua pedagang memilih bertahan berjualan di Pelataran Pasar Sentral Bulukumba. Para pedagang yang didominasi warga lokal Bulukumba itu mengaku sudah nyaman berjualan karena ramai pembeli.
"Janganmi lagi dikasi pindah. Sekarang sudah enakmeki menjual di sini (pasar sentral). Kenapa selalu dikasi pindah-pindah," kata Nuri, salah satu pedagang saat ditemui, Selasa, 9 Agustus 2022.
Bukan hanya pedagang kebutuhan pokok, sejumlah pelapak kaki lima juga mengeluh terkait keputusan pemda memindahkan pedagang ke Pasar Cekkeng.
"Kasian kami ini kodong. Sudah enakmeki jualan, eh disuruh pindah ke Cekkeng. Padahal di sana sepi pembeli," kata Ucu'.
Selain sepi pembeli, di Pasar Cekkeng juga kurang diminati para pembeli. Banyak diantara pembeli mengeluh karena tidak bisa membeli kebutuhan pokok dalam jumlah sedikit.
"Tidak bisaki beli eceran. Bawang misalnya, itu harus beli dalam jumlah banyak. Itupun belum boleh dibawa pulang karena ada jam tertentu yang sudah diatur. Haruspi jam 9 malam. Siapa yang mau ke pasar jam 9 malam?," keluh Ani, salah satu pembeli.
Para pedagang dan pembeli bahkan menyesalkan keputusan Pemda Bulukumba memindahkan pasar tanpa memikirkan dampaknya. Pemerintahan Andi Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf pun dinilai tidak pro kepada rakyat kecil hanya karena alasan Pasar Setam kerap menimbulkan kemacetan.
"Bukan pasarnya yang dipindahkan, tapi petugas jalan raya dimaksimalkan mengatur lalu lintas. Ya wajarlah kalau depan pasar macet, itukan poros nasional. Memindahkan pasar bukan solusi mengurai kemacetan," kata Idris, salah satu pedagang.
Sementara saat RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID melakukan penelusuran di Pasar Cekkeng, hampir semua pedagang didominasi dari luar Kabupaten Bulukumba. Banyak diantaranya berasal dari Kabupaten Bantaeng, Jeneponto hingga Malino (Gowa). Hanya sebagian kecil pedagang mengaku berasal dari warga lokal Bulukumba.
Kepala Dinas Perdagangan Bulukumba, Munthasir Nawir saat berusaha dikonfirmasi melalui via selulernya malah mengarahkan untuk konfirmasi ke kabid Pedagangan.
"Mohon maaf hub ki pak kabid saya ada persiapan keluar daerah," kata Kadis Pedagangan via chat WA.