BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kemampuan Ismail Azis dalam mendampingi puluhan petani asal Bukukumba dan Bantaeng, mengantarkan dia sebagai perwakilan petani milenial Sulsel ke ajang nasional. Ismail diundang khusus menghadiri pertemuan dan audiens bersama Kementerian Pertanian RI.
Kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Ismail menceritakan bahwa kehadiran dirinya di acara nasional tersebut yakni sebagai salah satu petani milenial yang dianggap sukses melakukan pendampingan kepada petani sehingga menuai hasil produksi yang maksimal.
“Jadi ada dua kegiatan yang saya ikuti. Kalau di Kementerian Pertanian itu audiens langsung dengan pejabat utama di sana, kemudian di Bogor itu perwakilan di acara petani cerdas inspiratif. Jadi saya jadi pembicara dalam pelatihan tersebut,” kata anggota Program YESS ini.
Sukses mendampingi para petani sehingga meningkatkan hasil pertaniannya, ternyata Mail saaan akrab pemuda berusia 28 tahun ini bukanlah sarjana pertanian. Ia merupakan alumni jurusan Ekonomi di salah satu kampus swasta di Makassar.
Meski begitu, Mail memang terlahir dari keluarga petani. Masa kecilnya banyak dihabiskan membantu orang tuanya untuk bertani.
“Jadi alamiah saja kalau bertani. Sekarang ini ada 60 petani yang saya dampingi full. Semua itu tersebar di 4 desa di Gantarang dan ada juga di Bantaeng,” katanya.
Alhasil , dari pendampingan petani jagung tersebut, pada tahun 2021, dari 20 petani yang didampingi hasil panen jagungnya mencapai 100 ton.
“Ini kan sudah 60 orang dan baru kita akan panen pasti lebih di atasnya lagi,” katanya.
Dikatakan salah satu cara yang dilakukan sehingga meningkatkan kualitas produksi yakni dengan mendampingi petani agar cermat dalam pemilihan pertisida. Juga cermat dalam pemilihan bibit sekaligus tidak sewenang-wenang dalam penggunaan pestisida.
“Bukan berarti banyak diberikan pestisida ke tanaman itu hasilnya bagus juga tidak boleh sedikit tapi kita jelaskan secara ilmiah dengan perkembangan teknologi agar teman-teman petani paham,” katanya.
Ke depan dia berharap agar kaum muda tidak apatis terhadap dunia tani. Ismail juga mengajak para pemuda untuk turun bertani khususnya akitf dalam mendampingi petani tradisional.
“Soal penerapan tekonlogi ke petani kita kan sebagian besar banyak yang kurang paham, nah tugas milienal lah yang mengawal itu,” ujar pemuda asal Desa Bonto Masila ini. (faj)