BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berdampak bagi nelayan khususnya bagi nelayan kecil. Pasalnya mereka mesti menambah modal untuk membeli bahan bakar.
Namun untuk menghadapi kenaikan harga BBM, nelayan direkomendasikan untuk beralih menggunakan gas sebagai bahan bakar pengganti Pertalite.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bulukumba, Asrar Amier mengungkapkan bahwa pemerintah pusat menyiapkan program konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) khusus nelayan.
"Kami telah mengajukan kurang lebih 380 nelayan untuk menerima bantuan paket mesin BBG dari pemerintah pusat," katanya saat dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Rabu, 7 September 2022.
Menurut Asrar, pengajuan nelayan penerima paket mesin berbahan bakar gas telah diajukan sejak 2021 lalu, dan rencananya baru tahun ini akan disalurkan.
"Kalau waktu pastinya belum tahu, tapi kabar terakhir tahun ini akan ada penyaluran mesin serta tabung gasnya," kata Andi Asrar.
Kendati demikian, menurut Asrar nelayan Bulukumba harus beradaptasi kembali dengan mesin berbahan bakar gas.
"Banyak nelayan yang belum terbiasa, karena mereka menganggap tenaga mesin berbahan bakar bensin lebih besar daripada gas, apalagi kondisi lautan di Bulukumba yang arusnya lebih deras," katanya.
Namun, Andi Asrar meyakini bahwa konversi BBM ke BBG merupakan solusi bagi nelayan di tengah naiknya harga BBM bersubsidi.
Diketahui, program konversi BBM ke BBG untuk nelayan merupakan amanat Peraturan Presiden (Perpres) No. 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquified Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran.
Terdapat lima manfaat utama program konversi BBM ke BBG. Pertama, harga BBG lebih murah dari BBM per liternya.
Penghematan biaya operasional dengan menggunakan LPG berkisar antara 30-50% dibanding saat menggunakan BBM seperti minyak solar. Di beberapa tempat bahkan tingkat penghematan biaya operasionalnya bisa mencapai 80% saat menggunakan BBG.
Kedua, perawatan mesin lebih mudah. Paket yang dibagikan terdiri dari beberapa komponen yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung LPG 3 kg, serta aksesoris pendukung lainnya (reducer, regulator, mixer, dan lain-lain).
Rakitan yang sederhana dan bahan bakar yang lebih bersih menjadikan perawatan mesin lebih mudah dan mesin juga lebih awet dibandingkan saat menggunakan BBM.
Ketiga, aman dalam penggunaannya. BBG yang dikompresi dan ditampung dalam tabung bertekanan tinggi merupakan bahan bakar yang aman baik bagi penguna maupun kendaraannya.
Keempat, emisi lebih rendah. BBG memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan dengan BBM. Hal ini disebabkan rantai karbon bahan bakar gas lebih pendek dibandingkan yang dihasilkan BBM, sehingga memiliki angka oktan yang lebih tinggi dari BBM. Emisi CO2 yang dihasilkan BBG juga lebih rendah jika dibandingkan dengan BBM.
Kelima, membantu ekonomi nelayan kecil. Program konversi BBM ke BBG menyasar nelayan kecil dengan kriteria memiliki kartu identitas nelayan, menggunakan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan, memiliki kapal ukuran di bawah 5 Gross Tonnage (GT) yang daya mesinnya di bawah 13 Horse Power (HP) serta belum pernah mendapat bantuan serupa dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah. (ewa)