Desa Sapanang Belum Miliki Jembatan Dari Zaman Belanda

  • Bagikan
Kondisi masyarakat Dusun Patihi, Desa Sapanang, Kecamatan Kajang yang harus berjuang tiap harinya melintasi jembatan yang terbuat dari bambu hasil swadaya masyarakat.

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Masyarakat yang bermukim di Dusun Patihi, Desa Sapanang, Kecamatan Kajang tiap harinya harus bertaruh nyawa saat melintasi jembatan yang terbuat dari bambu hasil swadaya masyarakat.

Kondisi tersebut sudah berlangsung lama, bahkan sejak zaman penjajahan belanda hingga merdeka di daerah itu belum dibangun jembatan permanen melainkan hanya jembatan darurat saja.

Salah satu warga setempat, Syam Samad mengaku pemandangan tersebut sudah berlangsung sejak dulu kala, dimana warga yang hendak ke kampung seberang khususnya yang menggunakan sepeda motor harus menunggu bantuan warga lain jika hendak menyeberang.

"Kan jalan turun ke jembatan itu curam harus ada bantuan warga lain, belum lagi kalau menyeberang harus ada yang pandu kalau salah-salah ambil pijakan bisa jatuh, atau ban motor terselip ke bambu," katanya, Senin, 26 September 2022.

Diakui dirinya juga pernah sekali waktu diminta hadir di cafe milik Bupati di Sinjai untuk membincang kondisi jembatan di kampungnya, saat itu ia dijanjikan akan segera dibangun.

"Cuma sampai saat ini belum terealiasi, kita berharap pemerintah segera merealiasikan karena kita was-was terus, khususnya kalau anak kita ke sekolah, yang parah itu kalau musim hujan itu bahaya sekali licin dan air dibawahnya mengalir deras," ceritanya.

Dikatakan jembatan itu merupakan akses alternatif dan memangkas waktu perjalanan jika hendak ke desa seberang.

"Jembatan di Sapanang ini menghubungkan antara Desa Pattiroang, Desa Tanah Towa, Desa Batu Nilamung, ini akses alternatif,  panjangnya itu 10 meter lebih jadi PU harus turun ke lokasi mengukur," pintanya.

Sementara itu, Sekretaris PU, Sapriadi bahwa pada penganggaran selanjutnya akan dimasukkan sebagai salah satu prioritas pembangunan tahun 2023.

"Itu menggunakan DAK, danannya itu tergantung panjangnya, bisa dianggarkan kabupaten bisa di desa karena itu panjannya sekitar 3 meter lebih," jelasnya. (faj/has/B)

  • Bagikan

Exit mobile version