JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Lembaga Survey MeanPoll Research yang berada di bawah naungan Lembaga Konsultan Politik, Nurani Strategic, menyelesaikan penelitian persepsi pemilih di Pemilu 2024 untuk daerah pemilihan DPR-RI, Sulsel II.
Direktur Nurani Strategic, Dr. Nurmal Idrus, MM, dalam keterangannya dari Jakarta, Kamis, 29 September 2022, pagi, mengatakan pihaknya telah menyelesaikan serangkaian survey yang menyasar 9 kabupaten di Dapil Sulsel II dengan 1.200 responden. Survey digelar 1 - 5 Agustus 2022 lalu dan hasilnya baru diketahui akhir September 2022 ini.
Nurmal tak membeberkan secara detail hasil itu namun memberikan sedikit statemen terkait dengan peluang sejumlah figur dan parpol di Pemilu 2024 jika pemilih diminta memilih saat survey digelar. "Saya baru akan menyerahkan hasilnya kepada klien kami, jadi kami tak dapat membeberkannya secara detail tentang hasil itu," katanya, Kamis malam 29 September 2022.
Menurutnya, jika tak ada perubahan berarti hingga Februari 2024 saat Pemilu digelar maka potensi terjadinya kejutan di Dapil yang dianggap neraka itu bisa saja terjadi. "Partai- partai yang meraih suara besar di Pemilu 2019 bakal kokoh seperti Golkar, Gerindra, Nasdem dan PAN masih punya potensi besar untuk mendorong wakilnya ke Senayan di dapil ini. Tapi, warning kepada parpol yang sekarang sudah punya wakil seperti PKB, PPP, PKS dan PDIP," katanya.
Golkar menurut mantan Ketua KPU Makassar ini masih akan sangat superior di Sulsel II dengan prediksi perolehan suara menuju 500.000 suara atau konversi 3 kursi, naik 1 kursi dari saat ini. Kondisi sama dengan Nasdem yang juga menuju 2 kursi dengan perolehan suara mendekati 300.000. "Golkar dan Nasdem bakal mendominasi, terutama karena figur caleg mereka yang merata. Gerindra yang menjadi peraih kursi kedua di 2019, harus menyiapkan strategi baru setelah kehilangan Andi Rudiyanto Asap yang meraih 83.000-an dukungan," ujarnya.
Ia memberi warning kepada parpol incumbent di Sulsel II yaitu PKB, PPP, PKS, PAN dan PDIP, agar bisa segera menggenjot sosialisasinya demi mempertahankan kursi. "Sebab, ada sejumlah parpol yang mengancam mereka seperti Demokrat yang berada di urutan 10 dari 9 kursi pemilu lalu," tambahnya.
Untuk figur Caleg sejumlah kejutan bakal terjadi jika persepsi pemilih masih tetap sama saat survey digelar dengan saat Pemilu 2024 digelar. "Ada sejumlah figur baru yang sangat mengancam seperti Nurdin Halid di Golkar, Ambo Dalle dan Andi Nurhidayati di PPP, Zainuddin Hasan dan Ni'matullah di Demokrat, Muallim Tampa dari Nasdem, serta sejumlah figur lain seperti Rismayani Syamsuddin, Herman Heizer dan Akbar Faizal," ujarnya.
Untuk Golkar, Nurmal menjagokan Nurdin Halid , Supriansa dan Rio Padjalangi bisa kembali duduk. "Golkar ini sangat menarik dengan masuknya nama Nurdin Halid dan bakal bertarungnya dua klan Padjalangi di Bone. Nurdin Halid dengan kekuatan jaringan Pilgub 2013 bersama Supriansa yang sangat populer bisa diunggulkan. Sementara Andi Iwan Aras (Gerindra), Akmal Pasluddin (PKS), Andi Muawiyah Ramly (PKB), Andi Yuliani Paris (PAN) dan Syamsu Niang (PDIP) harus segera cari figur tandem internal yang bisa membantu mereka menaikkan perolehan suara. Lain halnya dengan Haji Aras di PPP yang harus mewaspadai ancaman Andi Nurhidayati dan Ambo Dalle, sama halnya dengan Hasnah Syam yang harus mewaspadai datangnya penantang baru di Nasdem," tukasnya. (nad)