SINJAI, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID - Masyarakat Desa Pulau Persatuan, Pulau Kanalo 2, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Sinjai merasa bersyukur dengan hadirnya teknologi pengolahan air siap minum (arsinum). Adapun arsinum yang diolah, bersumber dari air laut. Dengan teknologi pengolahan arsinum ini bisa memproduksi air siap minum sekitar 5000 liter/hari.
Kini masyarakat Desa Pulau Persatuan mudah dalam menikmati air minum yang layak dan aman.
Teknologi pengolahan arsinum ini menjadi salah satu program prioritas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman melalui Dinas Perumahan, Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Sulsel, yang telah diresmikan pada Paripurna 353 Tahun Provinsi Sulsel, 19 Oktober 2022. Ada 10 titik di 8 Kabupaten, salah satunya di Pulau Kanalo 2 di Kabupaten Sinjai.
Warga bernama Suryani mengatakan, "Alhamdulillah, kita sudah minum air dari teknologi pengolahan arsinum," ungkapnya, Minggu (23/10/2022).
Ia pun mengaku, bahwa sebelum adanya teknologi arsinum oleh Pemprov Sulsel, masyarakat Desa Pulau Persatuan membeli air PAM dari Kota. Kemudian dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
"Alhamdulillah, bagus airnya dari teknologi arsinum dari Pemprov. Kami sudah konsumsi langsung airnya, lebih berhemat," ungkap perempuan berusia 45 tahun itu.
"Terima kasih bantuannya pak Gubernur, bapak Andi Sudirman Sulaiman, adanya arsinum ini kami bisa langsung minum air yang aman," bebernya.
Hal sama diungkapkan oleh seorang perempuan berusia 20 tahun dari desa ini, bernama Mila. "Alhamdulillah, hadirnya arsinum, kami tidak lagi beli air ledeng ke kota dan bawa ke sini kemudian dimasak lagi. Sekarang adanya arsinum, kami langsung bisa minum langsung airnya. Terima kasih Gubernur bapak Andi Sudirman Sulaiman," katanya.
Kepala Desa Pulau Persatuan, Ibrahim mengucapkan hadirnya teknologi pengolahan arsinum ini membawa manfaat besar bagi masyarakat dengan jumlah penduduk 1000 lebih jiwa atau 300 kk.
"Alhamdulillah, warga kami bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta Ala, dengan adanya arsinum ini, kerena memang kebutuhan masyarakat di sini itu air minum.
Ia pun bercerita, jika sebelum adanya teknologi pengolahan arsonum ini, warga mengambil air dari kabupaten/kota. "Artinya kalau cuaca tidak bagus, motor penumpang tidak naik, biasanya kekurangan air," akunya.
"Alhamdulillah dengan adanya ini sudah terpenuhi, bahkan dari desa lain sudah mendaftar untuk kebutuhan di sini. Insya Allah, kita juga berbagi dengan desa lainnya," ungkapnya. (rls)