BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan dengan dukungan Kementerian Pariwisata RI menggelar Pelatihan Pemasaran Bagi ASN Pariwisata, 2-4 November 2022 di Same Hotel Bira, Kabupaten Bulukumba. Pelatihan ini diikuti 24 peserta dari kabupaten/kota se-Sulsel.
Devy Khadafi, Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Sulsel yang hadir membuka acara pelatihan mengatakan, ASN pariwisata saat ini harus memiliki keahlian dan pengetahuan tentang strategi pemasaran. Terutama strategi pemasaran di era digital.
"Kita boleh lagi kita alasan bahwa tidak ada uang, tidak ada anggara. Kalau tidak ada uang kita tidak bisa jalan, tapi paling tidak kita masih bisa bergerak. Semua harus gaspol gak bisa lagi diam tidak melakukan apa-apa," ujar Devo, sapaan akrab Devy Khadafi, saat membuka secara resmi pelatihan yang dimoderatori oleh Sunarti Sain, Pemred RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID.
Devo menambahkan, maksud dilaksanakannya pelatihan pemasaran ini agar ASN lebih terbuka wawasannya mengenai strategi pemasaran terutama di era new normal. "Yang paling penting di era ke depan adalah kolaborasi. Tidak mungkin ada satu kabupaten meski banyak destinasi wisatanya, kaya budayanya, bisa melakukan semua sendiri. Kalau dia berjalan sendiri pasti tidak maksimal. Dibutuhkan kolaborasi. Ini kita sudah buktikan di Pariwisata Sulsel. Kami sudah berkumpul dengan semua teman-teman industri pariwisata sejak 2021. Jadi begitu masuk 2022 semua gaspol tidak ada lagi istilah pelan-pelan. Semua kegiatan kami kolaborasikan," urai Devo.
Devo menyebutkan, sektor yang paling terdampak covid 19 adalah sektor pariwisata. Tapi sektor yang paling cepat pulih atau recovery juga sektor pariwisata. Ia mencontohkan, jumlah wisatawan yang masuk ke Sulsel tahun ini sudah mencapai 2,7 juta wisatawan. "Sampai akhir tahun nanti kami target ada 4 juta wisatawan yang berkunjung di Sulsel. Kalau ini tercapai, artinya 70 persen cari jumlah wisatawan di masa sebelum pandemi sudah bisa kita capai," ujarnya.
Untuk itu, Devo sangat berharap ASN pariwisata betul-betul memanfaatklan pelatihan pemasaran pariwisata ini untuk membuka cakrawala baru dalam berpikir. "Ke depan, anggaran itu nomor dua. Yang paling pertama ada di pikiran teman-teman adalah bagaimana berpikir kreatif dan inovatif," tegasnya.
Devo menjabarkan pentingnya memiliki mindset IDE. Yakni identifikasi, identifikasi semua destinasi wisata yang belum terexplore. D adalah develop. Mengembangkan destinasi yang sudah diidentifikasi. "Harus ajak stakeholder untuk lakukan ini. ajak komunitas," sarannya. Dan E adalah expose. "Jadi kalau sudah punya destinasi, sudah diidentifikasi, sudah didevelop maka harus diexpose. Itulah gunanya teman-teman media, baik cetak, elektronik dan mereka yang bermain di media sosial. Ajak semua untuk berkolaborasi," tandasnya.
Pelatihan Pemasaran Pariwisata ini menghadirkan tiga narasumber dari Poltekpar Bandung. Yakni Dr Haryadi Darmawan, Dr Ananta Budhi Danurdara dan Dendy Sundayana. Materi yang diberikan kepada peserta adalah Pengetahuan Pemasaran Pariwisata, Strategi Penguatan Pemasaran Pariwisata dan Digital Marketing dengan memanfaatkan sosial media. (nad)