JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID – Presiden Jokowi menetapkan lima pahlawan nasional terbaru 2022. Penyerahan penghargaan dilakukan di Istana Negara, Senin (7/11). Berikut profil 5 pahlawan tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada lima tokoh dari berbagai daerah ini melalui Keputusan Presiden RI Nomor 96.
“Hari ini pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan negara,” ujar Presiden dalam keterangan terpisah, Senin (7/11).
Adapun nama lima pahlawan nasional terbaru yang ditetapkan pada tahun 2022 ini sebagai berikut
1. Dr. dr. H. R. Soeharto dari Provinsi Jawa Tengah;
2. KGPAA Paku Alam VIII dari Daerah Istimewa Yogyakarta;
3. dr. R. Rubini Natawisastra dari Provinsi Kalimantan Barat;
4. H. Salahuddin bin Talabuddin dari Provinsi Maluku Utara, serta
5. KH. Ahmad Sanusi dari Provinsi Jawa Barat.
Acara penganugerahan dihadiri oleh para ahli waris dari para tokoh yang sekaligus mewakili para penerima gelar dan penghargaan.
Berikut profil 5 Pahlawan Nasional yang ditetapkan Jokowi untuk tahun 2022 ini :
- DR dr HR Soeharto
Ia adalah dokter pribadi Ir Soekarno sebelum kemerdekaan.
Mengutip dari laman Pemprov Jateng, pemilik nama lengkap Soeharto Sastrosoeyoso ini lahir pada 24 Desember 1908 di Tegalgondo, Solo, Jawa Tengah.
dr Soeharto sempat menduduki berbagai posisi di pemerintahan di Kabinet Soekarno, mulai dari Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, hingga Kepala Bappenas.
Selain itu, dr Soeharto juga tercatat sebagai pendiri bank pertama di Indonesia, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI). Di tahun 1950, ia tercatat menjadi salah satu penggagas berdirinya Ikatan Dokter Indonesia atau IDI.
Sebelumnya, penyematan gelar Pahlawan Nasional untuk Dokter Soeharto juga sempat diusulkan Megawati Soekarnoputri, mantan presiden kelima RI.
Dan dr Soeharto meninggal pada 30 November tahun 2000.
- KGPAA Paku Alam VIII
Kanjeng Gusti pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam VIII merupakan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pertama bersama Gubernur DIY pertama Hamengku Buwono IX pasca proklamasi kemerdekaan.
Paku Alam VIII meningkatkan kemajuan pendidikan bagi rakyat di Kadipaten Pakualaman untuk menekan angka buta huruf.
Ia juga mendukung penuh berlangsung pendidikan di Yogyakarta bersama Sultan Hamengku Buwono IX.
Hal tersebut dibuktikan melalui pendirian perguruan tinggi, seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selain kampus, Paku Alam VIII juga mendirikan Sekolah Rakyat dan SMP Puro Pakualaman.
Pada 6 Juni 1979, berdiri sebuah yayasan dengan nama Yayasan Notokusumo. Melalui yayasan tersebut, Paku Alam VIII meresmikan Akademi Administrasi Negara dan Akademi Keperawatan Notokusumo.
- dr R Rubini Natawisastra
dr R Rubini Natawisastra merupakan seorang dokter sekaligus pemimpin partai politik pada masanya dan berjuang melawan penjajah di Kalimantan Barat.
Nama dr Rubini diabadikan sebagai nama RSUD di Kabupaten Mempawah, yakni RSUD dr Rubini Mempawah.
Selain itu, ada juga nama jalan yang menggunakan namanya di Kabupaten Mempawah, Kota Pontianak dan Bandung.
- H Salahuddin bin Talibuddin
Haji Salahuddin bin Talabuddin merupakan tokoh perjuangan yang berasal dari Maluku Utara.
Haji Salahuddin lahir di Desa Gemia, Patani, Maluku Utara pada tahun 1874. Ia merupakan salah satu tokoh perjuangan politik melawan Belanda melalui Organisasi Serikat Islam (SI) Merah di tahun 1928.
Kemudian pada 1941, H Salahuddin bin Talabuddin mengibarkan bendera Merah Putih di Tanjung Ngolopopo, Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
H Salahuddin wafat pada tahun 1948 di Skep Ternate.
- KH Ahmad Sanusi
KH Ahmad Sanusi merupakan seorang kiai asal Jawa Barat. Ia lahir pada 18 September 1889 di Desa/Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.
KH Ahmad Sanusi sempat memperoleh penghargaan Bintang Maha Putera Utama dari Presiden Soeharto pada 1992, kemudian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga menganugerahkan Bintang Maha Putera Adipradana kepadanya di tahun 2009.
Dalam sebuah prasasti yang terletak di Gedung KAA Bandung, nama KH Ahmad Sanusi tersemat di sana.
Ia menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
KH Ahmad Sanusi juga mendirikan organisasi Persatuan Umat Islam atau PUI. Dahulu, ia pernah menjadi tahanan Belanda karena terlibat dalam upaya-upaya perlawanan terhadap penjajah.
Demikian profil lima pahlawan nasional terbaru yang ditetapkan Presiden Jokowi di tahun 2022 ini. (rs/fajar)