MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Perkembangan digitalisasi seiring kemajuan zaman jangan sampai mengurangi bahkan membuat lupa akan kearifan lokal dan sejarah. Hal ini ditekankan Wali Kota Makassar saat didaulat sebagai pembicara pada kegiatan Passion & Tech Week 2022 di Hotel Claro Makassar, Minggu (4/12/2022).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar ini menghadirkan sejumlah pembicara untuk membuka wawasan kaum milenial guna melihat dunia saat ini dengan tantangan yang kian dahsyat.
Wali Kota Makassar Danny Pomanto yang menjadi salah satu pembicara menekankan perlunya untuk melestarikan budaya, sejarah, dan kearifan lokal dalam mempertahankan ciri suatu daerah.
“Jangan malu dengan bahasa yang kita punya. Aksen kedaerahan menjadi simbol dan ciri khas suatu daerah. Zaman boleh berganti dengan kemajuannya tapi kearifan lokal harus terus terjaga,” tegas Danny.
Menurutnya, kehadirannya dalam beberapa event yang diundang khusus oleh negara tetangga karena adanya aksen kedaerahan yang disematkan pada program kerjanya seperti Sombere’ & Smart City yang dicetuskannya pada tahun 2015 lalu.
“Saya bisa diundang ke luar negeri dan didaulat menjadi pembicara karena mereka penasaran akan apa itu sombere’. Rupanya bahasa lokal menarik perhatian mereka dan saya bangga menggunakan aksen itu. Bahkan di periode kedua ini saya masih konsen membuat program kerja dengan menggunakan bahasa lokal namun memiliki arti yang luas,” jelasnya kemudian.
Di hadapan peserta yang didominasi pemuda se-Kota Makassar ini, anak lorong yang kini menjabat Wali Kota Makassar berharap agar generasi selanjutnya terus menjaga kota dengan melestarikan sejarah.
“Budaya dan sejarah adalah kunci kesuksesan sebuah kota. Berikan kontribusi dengan keterlibatan aktif maupun sumbangan ide lokal yang mendunia agar semua orang bisa melirik dan mengunjungi Kota Makassar,” pintanya.
Adapun beberapa program inovatif yang kini sedang digaungkan Danny-Fatma yakni Co’mo, Jappa Rate, New Balaikota dan sejumlah program strategis lainnya yang masih menggunakan aksen kedaerahan. (rls)