MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID –- Branch Manager Bank Danamon Makassar, Sutrayanti punya banyak pengalaman dalam meniti karier. Sebelum masuk di dunia perbankan, perempuan asal Kabupaten Bulukumba ini lebih dikenal sebagai seorang Public Relation.
Ia bahkan salah satu PR di Makassar yang cukup populer di zamannya.
Saat melakukan wawancara Podcast dengan Sukriansyah S. Latief, awal Januari 2023, Sutrayanti mengungkapkan perjalanan kariernya yang penuh dengan kejutan-kejutan.
Sutra mengatakan, ia hijrah ke Makassar setelah tamat SMA di Bulukumba. Saat itu, sambil kuliah ia juga aktif menjadi relawan di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pencegahan dan penanganan HIV/AIDS.
“Kebetulan ada kakak sepupu yang ajak dan akhirnya saya aktif menjadi relawan di KRA AIDS. Ikut terlibat dalam berbagai kampanye pencegahan HIV/AIDS di Makassar,” kata Sutrayanti yang menyelesaikan studi di D1 Public Relation dan S1 di Unhas.
Kariernya di bidang PR ia mulai dengan menjadi karyawan di Hotel Sahid Jaya Makassar. “Saya benar-benar mulai dari bawah. Di Hotel Sahid saya kerja selama 6 tahun. Sampai akhirnya bisa menjabat sebagai Sales Marketing Manager,” tuturnya.
Dari Sahid, ibu dua putri ini pindah ke Hotel Clarion (sekarang Claro). “Saat pertama kali Clarion buka, saya dikontak dan ditawari posisi Sales Marketing Manager. Saat itu mereka butuh profesional yang sudah punya pengalaman. Saya terima tawaran itu karena memang ingin tantangan baru,” kata Sutra.
Tidak lama menjadi Sales Marketing Manager, Sutra dipindahkan menjadi Marketing Communication Manager saat Anggiat Sinaga bergabung dengan Clarion Hotel.
“Tiga tahun saya di posisi Marcom. Menghandle customer, penanganan relationship, media dll. Saya benar-benar banyak belajar di sini,” urainya.
Tantangan baru datang lagi pada Sutra. Ia mendapatkan opportunity di perusahaan internasional. Philips Indonesia. “Jadi saya selalu dapat tawaran atau istilahnya dilamar lah untuk posisi-posisi tertentu. Alhamdulillah banget karena banyak orang yang melihat ada potensi yang bisa kembangkan,” ujarnya. Saat bekerja di Philips Indonesia, Sutrayanti harus hijrah ke Jakarta. Dan ia kerap keliling area Sulawesi dan Maluku karena diberi tanggung jawab memegang dua wilayah itu.
Dari Philips, lagi-lagi tawaran datang dari Bank Mega. “Setelah menikah dan punya anak saya mulai galau untuk pulang ke Makassar. Nah kebetulan saya bertemu salah satu deputi Bank Mega dan beliau langsung menawari saya untuk bekerja di Bank Mega Makassar yang menghandle customer priority Bank Mega.”
Mulai dari Bank Mega-lah ia belajar dan membangun karier di dunia perbankan. Networking yang selama ini terbangun makin dikembangkan.
“Saya percaya apa yang saya dapatkan saat ini karena networking yang terus terjaga. Penting sekali bagi kita semua untuk terus bersilaturahmi dan membangun jaringan dengan banyak pihak,” katanya memberi tips.
Tak lama di Bank Mega Makassar sebagai Branch Manager, kini Sutrayanti berlabuh di Bank Danamon.
Apa yang dicari? “Tidak pernah ada alasan spesial. Lebih banyak pindah karena ada penawaran yang lebih baik dan peluang yang lebih menantang,” tandasnya.
Sutrayanti percaya, dimanapun kita bekerja kita harus memberikan semua kemampuan yang dimiliki. “Apa yang kita kerjakan dengan baik, pasti akan sukses. Usaha yang akan pernah mengkhianati hasil,” tegasnya.
Nah, apa yang membedakan bekerja di bidang public relation dan perbankan bagi Sutrayanti? Keduanya kata dia, punya kelebihan masing-masing.
“Yang pasti knowledge kita jadi lebih banyak. Kita pun bisa mengetahui karakter pimpinan dan klien. Networking semakin luas,” ujarnya.
Lebih banyak berhubungan dengan orang memang menjadi passion Sutrayanti. “Saya memang sangat senang bertemu banyak orang. Prinsipnya silaturahmi itu harus kita jaga. Dari sini kita bisa banyak dapatkan hal-hal positif,” katanya.
Ia juga punya komitmen bahwa dimanapun bekerja ia akan memberikan apapun yang menjadi target perusahaan. “Kuncinya bekerja maksimal dan bertanggungjawab,” ujar Sutra.
Ia juga mengungkapkan bagaimana ia membangun hubungan dengan staf. “Saya posisinya menghadapi dua generasi. Generasi kita beda dengan generasi sekarang. Milenial yang banyak saat ini dan mungkin menjadi staf kita, ya harus diberi contoh dan dibantu. Tidak bisa diperlakukan sama dengan zaman kita dulu. Kita harus lebih persuasive. Mereka butuh didampingi dan disupport bukan dikerasi,” ungkap Sutra.
Ia juga berpesan kepada para pencari kerja, utamakan memiliki pengalaman. “Cari ilmunya dan networking. Nah ini yang masih susah didapatkan pada anak-anak muda zaman now yang langsung pengen kerja dengan gaji tinggi. Padahal ada yang namanya proses,” tandasnya. Do the best, give the best. (una)