Warga Bantaeng Jadi Korban Kerusuhan Tambang di Morowali

  • Bagikan
Keluarga Syamsul menunggu kedatangan jenazah dari Morowali.

BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID – Salah satu korban kerusuhan tambang di Morowali ternyata warga Bantaeng. Syamsul namanya. Salah seorang warga Kabupaten Bantaeng yang menjadi korban kerusuhan yang terjadi di Morowali beberapa waktu lalu.

Kediaman Syamsul di Dusun Pasir Putih Lama, Desa Baruga, Kecamatan Pajukukang, Bantaeng,  ramai dikunjungi warga dan kerabat, Selasa, 17 Januari 2023. Mereka menunggu kedatangan jenazah almarhum yang menjadi korban rusuh di perusahaan smelter di Kabupaten Morowali Utara.

Sebenarnya Syamsul tidak tercatat sebagai karyawan. Dia merupakan kernet mobil truk pengangkut bahan baku smelter Morowali.

Pria kelahiran Bantaeng, 23 Desember 2002 itu memang dikenal sebagai pekerja. Dia tidak tebang pilih asalkan menghasilkan uang untuk membantu ekonomi keluarganya.

"Syamsul ikut sopir truk, dia dibayar sekadarnya saja. Kadang 500 ribu hingga 750 sekali pengangkutan bahan baku smelter," kata Suriani, ibu kandung Syamsul.

Suriani menceritakan, selama beberapa waktu terakhir Syamsul telah beberapa kali ke Morowali. Saat ke sana Syamsul tinggal hingga dua bulan lamanya.

Syamsul ke Morowali awalnya diajak oleh kenalannya yang merupakan sopir truk yang biasa mangkal di dekat toko asongan ibunya di pelabuhan penyeberangan Pare-Pare.

Semasa kecil Syamsul memang sudah dikenal ulet dan rajin membantu ekonomi keluarganya.

Apalagi dia  ditinggal kedua orang tuanya untuk merantau. Ayahnya, Amiruddin bekerja sebagai TKI di Malaysia, sedangkan ibunya berjualan asongan di Pelabuhan, Pare-Pare.

Mau tidak mau, Syamsul bersama adiknya harus bekerja keras bahkan rela menjadi kuli hingga buruh pengangkut batu merah untuk menyambung hidup.

Suriani mengaku terakhir berkomunikasi dengan anaknya beberapa pekan lalu, pada saat itu dia meminta uang Rp 400 ribu. Dan sampai akhirnya dia mendapatkan kabar buruk, anaknya menjadi korban di Morowali.

Suriani berharap jenazah anaknya bisa segera dipulangkan ke kampung halamannya, agar bisa dimakamkan di perkuburan umum, dekat dengan makam Patiri neneknya.

"Saat ini jenazahnya masih diautopsi. Saya berharap segera dipulangkan dan oknum yang membuat anak saya meninggal bisa dihukum seadil-adilnya," kata Suriani sambil meneteskan air mata.

Sekadar diketahui, tewasnya Syamsul merupakan buntut kerusuhan karyawan di PT GNI, Kabupaten Morowali Utara. Dalam kerusuhan tersebut, satu orang Warga Negara Asing (WNA) juga diyatakan tewas. (baso marewa)


  • Bagikan

Exit mobile version