Bahagianya Orang yang Mendapati Bulan Suci Ramadan

  • Bagikan

Pendakwah: Jawil, S.Pd.I (Pegiat Dakwah/GPAI SDN 209 Tanete)

Berbagai hal yang kita tunggu menjelang waktu masuk Ramadan sudah telah kita saksikan bersama. Penantian awal waktu memasuki bulan Ramadan juga telah dihelat, baik dengan menggunakan metode cara hisab hakiki wujudul hilal atau dengan ikmanur rukyat (mengamati) hilal secara langsung. Kedua metode ini Alhamdulillah dapat terhimpun menjadi bagian yang sama untuk penentuan satu Ramadan kita tahun ini.

Satu Ramadhan 1444 Hijriyah jatuh pada kamis, 23/03/2023 Masehi. Sebuah penanggalan yang cukup elok untuk starting Ramadan karim. Semoga menjadi momen kebersamaan yang lebih mengindahkan. Dampak kebersamaan atas penentuan satu Ramadan kita tahun ini akan memberi semangat yang lebih prima. Dengan demikian surplus limpahan pahala dan keberkahan makin terbuka lebar untuk kita kejar (fastabiqul khairat).

Keberkahan Ramadan sejatinya dipahami dengan makna yang lebih luas dan komprehensif. Bahwa Ramadan adalah bulan ritual dengan segenap limpahan pahala yang sangat potensial. Kira-kira bahasa millennia bilang “bulan banjir promo” asbabnya adalah dibukanya kesempatan kelipatan amal pahala. Amalan yang wajib dilipat gandakan sampai berkali lipat, begitupun yang sunnah pahalanya dinilai dengan pahala amalan wajib. Misalkan umrah di bulan Ramadan dimaknai seolah amalan haji. Amazing Man!!!

Bulan Ramadan bulan spektakuler dan dahsyat. Betapa tidak, di bulan suci Ramadan terkait rutinitas ibadah jangan tanya lagi dan ragukan ketatnya soal ibadah. Pokoknya sangat super padatnya. Hal ini sudah menjadi pemandangan dan suasana yang tak asing lagi. Itulah kira-kira ekspektasi berkah atas fadhilah dan keutamaan shaum di bulan Ramadan.

Gerak sigap ala ber-fastabiqul khairat (berlomba-lomba) dalam kebaikan, keberuntungan atau panen pahala. Bulan yang hanya sekali setahun namun jika beruntung bisa mendapat pahala senilai 83 tahun (laialtul qadr).

Selain dimensi atau aspek ritualnya bulan Ramadan dapat kita peroleh melainkan dapat di aspek lain kita nikmati. Sebutlah pada aspek ekonomi, di bulan berkah ini kita liat hampir di mana-mana banyak bermunculan dagangan aneka takjil dan makanan untuk berbuka puasa, artinya secara interpreneur terbuka untuk bisnis halalan thoyyibah.

Aspek yang lain (sosial) dapat kita simak di mana banyak saudara-saudara kita yang punya kelebihan harta (ekonomi mapan) tergerak hatinya untuk berbagi kepada sesama seperti sedekah takjilan, sumbangan/santunan hingga acara “buka bersama”. Berbahagialah yang dapat memberikan santunan atau makanan berbuka puasa.

Sabda Rasulullah “Barangsiapa memberi buka orang yang berpuasa di bulan Ramadan, maka amalannya itu sebagai ampunan atas dosanya, membebaskannya dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa.”

Pelajaran (muhasabah) terkait dengan tergeraknya hati untuk berbagi bersama karena geliat iman adalah sebuah gerakan yang mengajak kepada kita semua untuk tadabbur bahwa nilai kebersamaan tidak harus berasas kepada tidak adanya perbedaan, jurang pemisah karena status, kedudukan atau fungsi kewenangan, melainkan menjadi perekat tali ukhuwah (basyariyah, wathaniyah, islamiyah) sebagai bentuk bahwa bulan Ramadan juga disebut bulan rahmah (pengasih) yang punya kepedulian sesama (social care) yang tinggi. Berbagi karena mengharap ridho Allah SWT.

Semoga keihklasan hati karena Allah semata dibalas kemudian dengan dilipat gandakan amal pahala kebaikannya, dan serta rezeki yang tak terduga datangnya karena Allah SWT memudahkan baginya. Aamiin.

Sebagai penutup penulis mengutip sebuah hadits Rasulullah SAW “Bagi orang yang melaksankan puasa ada kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (Muttafaq ‘alaihi).

Wallahu a’lam bimurodih. (ewa/has/B)

  • Bagikan

Exit mobile version