JENEPONTO, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Program guru penggerak (PGP) angkatan 6 telah berjalan selama 6 bulan, dan pada sesi akhir di Lokakarya 7 telah memunculkan banyak karya yang telah disemai oleh CGP selama pembekalan 6 bulan. Khususnya di Jeneponto, karya CGP berupa program yang berdampak positif pada murid, menuai hasil positif yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan kompetensi guru dan tentunya diharapkan menjadi motivator bagi rekan pendidik dan kemudian menghasilkan progam-program yang memerdekakan murid dalam berekspresi dan berkarya.
Pada Lokakarya 7 CGP Jeneponto angkatan 6 yang berlangsung pada Sabtu, 15 April 2022 lalu, banyak karya nyata yang dipamerkan di Lokakarya 7 ini mewakili semua sekolah yang memiliki CGP angkatan 6 di Jeneponto.
CGP antusias mempresentasikan aksi nyata yang telah mereka lakukan di sekolah mereka masing-masing. Karya nyata diantaranya adalah pembuatan kopi kelor, jus kelor, obat dalam bentuk serbuk kelor dan kue puding kelor. Projek yang memanfaatkan tanaman kelor yang paling banyak tumbuh di daerah tropis salah satunya di wilayah Empang Selatan sekitar SMPN Satap 8 Binamu memiliki dimensi kebhinekaan global, kreatif, bernalar kritis dan mandiri. Pengolahan daun kelor ini melalui tiga tahap yaitu, inspiring (inspirasi), cipta (kreating) dan dedikasi (dedicating).
Program “Sampahku Anugerahku” dan “Sampahku Inspirasiku” merupakan program yang memicu suara dan pilihan siswa untuk mengelola sampah menjadi sesuatu yang berguna, dan ini telah dilakukan di SMP 3 Tamalatea dan SMP 7 Turatea. Sementara program “Aku Bisa Canva” adalah program peningkatan skill digitalisasi yang diharapkan dapat memudahkan siswa berliterasi di sosial media dan menjadi program di SMPN 3 Tarowang.
Lokakarya 7 ini dihadiri oleh Wakil Bupati Jeneponto, H. Paris Yasir S.E., PLT Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto, H. Uskar Baso, S.H, Kabid Ketenagaan, Rahmat Sasmito, M.Pd, Perwakilan BBGP Sulawesi Selatan, As’ad, dan Kepala Sekolah CGP, Pengawas, dan perwakilan komunitas yang ada di Jeneponto.
Dalam sambutannya, wakil Bupati berharap dengan adanya Guru Penggerak, proses pembelajaran di sekolah harus lebih ditingkatkan lagi pasca pandemi Covid-19. Wakil Bupati juga sangat mengapresiasi Program Pendidikan Guru Penggerak yang dilakukan oleh Kemendikbudristek, sekaligus membuka dengan resmi Lokakarya 7 CGP Jeneponto Angkatan 6.
Pengalaman selama menjadi CGP Jeneponto Angkatan 6, diungkapkan oleh Mantasia Lalosa CGP dari SMPN 2 Binamu. Mantasiah mengungkapkan dirinya pernah merasa tidak percaya diri dan merasa khawatir tidak mampu mengembangkan potensinya dengan baik. Namun akhirnya semua dapat terlewati berkat motivasi dan bimbingan dari fasilitator, pengajar praktik dan rekan-rekan CGP. Perubahan paradigma berpikir jelas sangat dirasakannya selama mengikuti pembekalan CGP ini.
Salah satu fasilitator CGP Jeneponto Angkatan 6, Nurhidayah Mantong, sangat terkesan dengan kompetensi yang dimiliki CGP Jeneponto. “CGP Jeneponto dapat mengaplikasikan setiap modul Program Guru Penggerak dengan sangat baik di sekolah masing-masing dan menunjukkan progres yang terus meningkat”. Tentunya ini berkat dukungan dari Kepala Sekolah, Pengawas, dan para Pengajar Praktik CGP Jeneponto yang mendampingi CGP dalam menjalankan aktivitasnya di pembekalan program guru penggerak. (rls)