Irmawati, Pejuang Perempuan dan Kelompok Minoritas dari Takalar

  • Bagikan

TAKALAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Irmawati Daeng So'na, perempuan asal Sanrobone kini memasuki babak penyeleksian tahap ke-3 menjadi Komisioner KPU Takalar. Irmawati bukan perempuan biasa. Ia mengawali karier sebagai penyelenggara sejak tahun 2004 dengan menjadi anggota KPPS di TPS, selanjutnya menjadi Ketua KPPS pada pemilu, pernah pula menjadi pemantau independen.

Sebagai anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Sanrobone pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Takalar tahun 2017, Ia menduduki posisi sebagai anggota pada Divisi Teknis. Tidak hanya sekedar berpengalaman sebagai penyelenggara, namun keaktifannya dalam gerakan perempuan di Sulawesi Selatan, yaitu sebagai Sekcab (Ketua) Koalisi Perempuan Kabupaten Takalar sejak tahun 2008 hingga sekarang, menjadikan dirinya penggerak gerakan perempuan di Takalar. Bahkan di gerakan perempuan nasional, Ia juga menjabat sebagai pendiri dan ketua Jaringan Perempuan Pedesaan Nusantara periode 2019-2021.

Irma juga mendedikasikan diri untuk mendorong keterwakilan perempuan dalam penyelenggaraan pemilu dengan memberikan bimbingan teknis kepada PPS bahwa anggota KPPS harus mininal 30% keterwakilan perempuan.

Tidak hanya mendorong keterwakilan perempuan dalam penyelenggaraan pemilu, Irma juga menerapkan berbagai teknis dan strategi bagaimana agar partisipasi pemilih meningkat. "Kita semua berharap agar TPS bisa ditata semenarik mungkin dan harus memperhatikan aksesbilitas bagi para penyandang disabilitas, lansia dan Ibu hamil," tuturnya.

Sukses menyelesaikan tahapan Pilkada 2017, Irmawati terpilih sebagai Ketua PPK di Kecamatan Sanrobone yakni pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan 2018. Ini merupakan sejarah baru di Kecamatan Sanrobone bahkan di Kabupaten Takalar untuk pertama kalinya Ketua PPK adalah Perempuan, yakni Irmawati.

Pada Pemilihan Umum 2019 Irmawati pun kembali terpilih sebagai Ketua PPK Sanrobone, pemilu serentak pertama yang luar biasa itu Ia mampu menjadikan Kecamatan Sanrobone sebagai Kecamatan yang hampir semua persoalan diselesaikan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tentunya ini tidak lepas dari pengetahuan advokasi yang dimilikinya sebagai paralegal. Pemilik nama lengkap Irmawati Daeng So’na ini pun merupakan sosok pimpinan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal Siri Na Pacce menjadikannya sebagai sosok pemimpin yang penuh kasih sayang dan bertanggungjawab. Hingga pemilu 2019 pun berhasil dengan sangat baik di kecamatan Sanrobone, dan proses rekapitulasi ditingkat kabupaten hanya dibutuhkan waktu satu jam selesai tanpa adanya sanggahan karena semua hasil rekapitulasi yang disampaikan sama persis dengan data hasil rekapitulasi oleh saksi.

Menurut Hasanuddin yang merupakan Divisi Data pada PPK Kecamatan Sanrobone, hal ini berjalan sukses karena strategi yang ditawarkan oleh Ketua PPK Sanrobone bahwa pada rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara semua berpatokan pada model C1-KWK Plano (yakni model C1 besar yang telah di talli-talli di TPS), hal ini pun disetujui oleh saksi pada waktu itu, dan semua berjalan sangat baik dan lancar sesaui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Nursiah Dg. Mombo selaku anggota PPK Sanrobone pun membenarkan hal tersebut saat dikonfirmasi via telpon.

Irmawati selain terkenal berintegritas, aktif, semangat dan tegas. Irmawati juga dikenal sebagai sosok perempuan yang memiliki kapasitas yang tidak diragukan lagi. Sejak kelas 4 SD sebagai binaan Plan Internasional, hingga berhasil menjadi Ketua Dewan Anak di Takalar pada kelas 1 SMA, dan menjadi wakil pimpinan redaksi pada media Anak Buletin Paraikatte tahun 2002 dibawa pembinaan langsung oleh Rusdin Tompo dari LiSAN (Lembaga Investigasi Studi dan Advokasi media dan Literasi Anak). Selain itu Irmawati di usia remaja terpilih sebagai Duta Remaja Anti Narkoba di Provinsi Sulawesi Selatan.

Dedikasinya dalam menyuarakan hak-hak anak di Takalar akhirnya bersama teman-teman Plan berhasil mendirikan FIAT (Forum Interaksi Anak Takalar) dan berhasil membantu 700 anak untuk memperoleh akta kelahiran gratis, dan anggotanya tersebar di 15 Dewan Anak dan hampir seluruh pengurus Osis di Kabupaten Takalar, yang merupakan cikal bakal lahirnya Perda Perlindungan Anak dan Sekolah Ramah Anak di Takalar.

Dalam posisinya sebagai Sekcab (Ketua) Koalisi Perempuan Indonesia Cabang Takalar sejak 2008 hingga sekarang terus bergerak memperjuangkan hak-hak perempuan. Di Koalisi Perempuan Indonesia, Irma banyak membantu Pemda Takalar, baik membantu 435 KK di Desa Paddinging untuk mendapatkan BPJS.

Irma atau lebih akrab di panggil Daeng So’na  dalam keseharian sebagai Petani Alami ini juga merupakan anggota dari Perserikatan Petani Sulawesi Selatan dan sebagai aktivis gerakan perempuan pedesaan juga pejuang penyelamatan lingkungan dan sumber daya alam, tidak heran jika perempuan dari Desa Paddinging ini  memiliki massa perempuan dan petani dihampir semua Provinsidi Indonesia, dan di Takalar sendiri memiliki basis massa yang kuat dan militan karena selalu hadir pada garda terdepan memperjuangkan keadilan bagi petani dan nelayan, Ia juga berhasil mengadakan Kongres Perempuan Pedesaaan pertama di Indonesia pada desember 2019 di Jakarta hingga terbentuklah JPP Nusantara (Jaringan Perempuan Pedesaan Nusantara). Dimana kongres ini dihadiri perempuan pedesaan yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia, termasuk dari Aceh, NTT dan juga dari Sumatera dan Pulau Jawa, dan rombongan dari Sulsel sendiri yang merupakan kader militannya.

Konsistensi dan dedikasi dirinya dalam pemperjuangkan hak-hak perempuan, anak dan lingkungan juga membuat Ia terpilih sebagai penerima Beasiswa Bekal Pemimpin dari United in Diversity Foundation. UID merupakan lembaga yang saat ini dipimpin oleh Tantowi Yahya dan program Bekal Pemimpin merupakan salah satu program UID untuk memfasilitasi para pemimpin tri-sektor untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan, berkeadilan, dan berkearifan lokal.

Setelah terpilih sebagai penerima beasiswa Bekal Pemimpin, pada tahun 2020, Ia ditunjuk dan terpilih sebagai 6 besar calon penerima Fellowship Program dari Ford Foundation, USA.

Irmawati juga merupakan salah satu anggota koalisi perempuan Indonesia yang pernah dikader langsung oleh Zohra Andi Baso dan selalu datang berdiskusi terkait maslah perempuan di sekretariat FPMP Sulsel. Tidak hanya pada gerakan perempuan dan kepemiluan, Irmawati juga merupakan pengurus dari lembaga adat Sanrobone Panrita, dan juga banyak berjaringan dengan pemangku adat, tokoh agama, diantaranya dengan pemangku adata Sanrobone dan Gallarrang Tonasa.

Irmawati Daeng So’na lahir di tanah Daeng Paddinging, merupakan perempuan butta panrannuang yang telah memiliki karya hingga tingkat nasional ini, merupakan sosok perempuan pemberani dan punya prinsip yang kuat, juga telah menginspirasi atas berbagai inovasi yang telah dilakukannya, diantaranya dengan model advokasi yang dilakukan di desanya dengan melakukan pertanian alami dan mendirikan sekolah perempuan petani alami di kabupaten Takalar. Komitmen, konsistensi, integritas perempuan pejuang tangguh ini tentu tidak perlu diragukan lagi. (rs)

  • Bagikan

Exit mobile version