BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- UPT Pusat Penanggulangan Gizi Terpadu, Kabupaten Bantaeng, memiliki peran penting dalam menurunkan angka stunting di Bantaeng.
Sejak diresmikan pada tahun 2021, oleh Menko Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Pusat Penanggulangan gizi terpadu, telah menerima kunjungan ratusan pasien ibu hamil dan balita yang menderita gizi buruk, yang menjadi salah satu penyebab stunting bagi anak.
Selain kunjungan pasien, UPT pusat penanggulangan gizi terpadu Bantaeng, juga telah menerima kunjungan studi dari beberapa daerah dari luar Sulsel, yakni dari Provinsi Mamuju, Ternate, dan Papua, serta dari berbagai Perguruan Tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, Dr. Andi Ikhsan mengatakan bahwa UPTD pusat penanggulangan gizi terpadu, menjadi pusat rujukan penanganan gizi dan stunting. Juga dilengkapi oleh dokter spesialis, dan fasilitas kesehatan.
"Pusat penanggulangan gizi terpadu menjadi satu-satunya di Indonesia, ini adalah upaya mendekatkan layanan kepada masyarakat, dan upaya menekan angka stunting di Kabupaten Bantaeng," katanya, Senin 15 Mei 2023.
Sementara itu, Kepala UPTD pusat penanggulangan gizi terpadu, Amirullah, menjelaskan bahwa, selama dua tahun berjalan telah banyak pasien telah ditangani, serta ada inovasi yang dibuat oleh dokter spesialis untuk mempercepat penanganan gizi buruk.
"Inovasi MOLEN Banting (memantau balita stunting secara langsung melalui online) merupakan inovasi untuk mempercepat koordinasi antara orang tua balita, untuk pencegahan stunting," kata Amirullah, Senin 15 Mei 2023.
Amirullah mengatakan bahwa Inovasi tersebut juga masuk pada top 30 inovasi di tingkat provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2022, dan tahun ini kembali lolos administrasi inovasi tingkat nasional.
Diketahui di pusat penanggulangan gizi terpadu juga terdapat layanan fisioterapi untuk anak yang mengalami gagal pertumbuhan. Serta bimbingan konseling untuk pemenuhan gizi bagi anak stunting.
"Kalau anak datang fisioterapi 3 sampai 5 anak dalam sehari. Penyebab salah satunya kekurangan energi, dan biasanya jika gizi sudah baik maka perkembangan akan baik. Kita juga lakukan stimulasi gerakan, untuk membantu pergerakan otot tubuh pada anak," Andi Eka Nur Wahyu, staff fisioterapi.
Diketahui sebanyak 800 pasien dalam kurung waktu dua tahun, namun hanya sebagian yang melakukan koordinasi secara intens. Dimana pada tahun 2024, pemerintah menekan stunting hingga 14 persen, di Kabupaten Bantaeng sendiri angka stunting telah di angka 20,5 persen paad 2021. Angka ini mengalami penurunan menjadi 22,01 persen pada 2022. (ahmad zhuhri)