Komunitas Kampong Penyu Lepas 100 Tukik di Pantai Salopi Pinrang

  • Bagikan

PINRANG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Pelepasan tukik (telur penyu yang menetas), dilakukan oleh Komunitas Kampong Penyu, tepatnya di perairan pantai Salopi. Sekitar 100 tukik dilepaskan pada pukul 17.45 Wib, Rabu 17 Mei 2023. Pemilihan waktu pelepasan pada sore hari untuk menghindari predator tukik. Tukik adalah hasil penetasan telur penyu setelah selama kurang lebih 40 hari di sarangnya. Pelepasan tukik ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya pada Rabu, 17 Mei 2023 lalu tepatnya pukul 17.30, juga dilakukan pelepasan sekitar 100 tukik. 

Salah satu hewan di Indonesia yang mampu menjelajah di perairan adalah Penyu. Hewan ini termasuk organisme ikonik dikarenakan hanya ada 7 jenis penyu di dunia. Penyu termasuk dalam hewan reptilia yang bertulang belakang, memiliki sisik yang keras dan bernafas dengan paru-paru. Dan yang lebih printing lagi adalah Penyu termasuk hewan yang dilindungi di Indonesia. 

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang dimaksudkan segala bentuk perdagangan penyu baik dalam keadaan hidup, mati maupun bagian tubuhnya itu dilarang. Demikian juga yang tercantum dalam Permen LHK Nomor 20 Tahun 2018 tentang  jenis satwa yang dilindungi dan Permen LHK Nomor 106 tentang perubahan Permen LHK Nomor 20 Tahun 2018, menyatakan bahwa 6 jenis Penyu tergolong satwa yang dilindungi oleh Undang-undang. 

Berdasarkan aturan perlindungan penyu tersebut, beberapa pemuda yang tergabung dalam Komunitas Kampong Penyu, telah melakukan gerakan konservasi Penyu selama tiga tahun terakhir. Tujuannya adalah untuk mencegah musnahnya penyu-penyu di pantai dengan melakukan perlindungan dan pengawetan penyu dan telur-telur penyu hingga menjadi tukik. Awal gerakan konservasi inisiasi individu. Tahun kedua melakukan sosialisasi dengan beberapa penggiat konservasi dan akhirnya membentuk komunitas kampong penyu. Adapun jenis penyu yang dikonservasi adalah penyu Lekang yang berkembang biak dengan cara bertelur dan satu dari 7 jenis Penyu yang dilindungi di dunia, dan Penyu Lekang  habitatnya banyak  terdapat di perairan pantai Salopi. Menurut Komunitas Kampong Penyu, ciri khas penyu Lekang dapat dilihat dari kerapasnya dimana terdapat garis-garis yang lebih dominan dibanding jenis penyu lain. Warnanya hitam keabu-abuan. Penyu Lekang lebih senang bertelur di pasir hitam. 

Proses konservasi yang dilakukan Komunitas Kampong Penyu, pada tahun pertama di 2019, tidak berjalan mulus, bisa dikatakan gagal karena hanya sedikit penyu yang bisa dilepaskan ke laut. Menurut Khairil, Koordinator Komuntias Kampung Penyu, salah satu kendalanya adalah telur penyu yang dijadikan bisnis dapat dijual dengan kisaran Rp. 1.500  sampai Rp. 2000 perbutir. Selain itu ketidakpahaman prosedur  bagaimana mengenali sarang telur penyu. Banyak telur yang diincar oleh para penjual telur penyu yang sudah mengetahui secara teknis lokasi sarang telur penyu. Karena itulah komunitas ini melakukan perubahan strategi konservasi. Cara yang mereka lakukan adalah membangun kolaborasi dengan penjual telur Penyu. Jika sarang telur penyu ditemukan oleh penjual telur penyu, maka telur tersebut akan dibeli oleh komunitas kampong penyu. Jika komunitas kampong penyu yang menemukan sendiri sarang telur, maka menjadi milik komunitas. Telur penyu yang diperoleh dari penjual dan dari sarang telur penyu, kemudian direlokasi dan dibuatkan penangkaran berupa sarang alami yang telah memenuhi syarat diameter, kedalamannya dan jarak dari pantai. Penangkarannya, berada di pinggir pantai Salopi, tepatnya di dekat Cafe Sunset Palm sebelumnya mereka melakukan penangkaran di lokasi rumah karya yang juga berada di Pantai Salopi. Apabila telur penyu telah menetas menjadi Tukik, maka akan dilepaskan ke laut. Tindakan melindungi induk Penyu dan telurnya dengan cara patroli  juga dilakukan selama proses bertelur. Biasanya kepiting hantu menjadi predator utama telur penyu. Adapun dana yang digunakan untuk membiayai konservasi termasuk membeli telur penyu, didapatkan dari sistem adopsi. Dana dari orang-orang yang mau menjadi adopter yatu mengadopsi telur bukan untuk dimiliki tapi untuk dilepaskan ke laut ketika sudah menetas.

Abidin, salah satu adopter,  merasa ada kebahagiaan  tersendiri ketika menyaksikan pelepasan tukik (telur penyu yang telah menetas) yang diadopisnya. 

Komunitas Kampong Penyu juga beranggotakan penduduk lokal yang biasanya sudah memahami bagaimana menemukan sarang telur penyu biasanya diistilahkan dengan sebutan “Ranger”. Salah satu tim Ranger, Paddi, menjelaskan cara menemukan sarang telur penyu adalah dengan melihat jejak kaki penyu yang naik ke darat. Biasanya penyu bertelur pada sekitar pukul 02.00 sampai 04.00 dini hari. Penyu menentukan lokasi sarang terlebih dahulu, kemudian menggali dengan menggunakan dayung belakangnya. Jika dayung belakangnya sudah tidak menyentuh pasir dibawah maka pertanda sudah saatnya bertelur.

Pertanyaannya adalah mengapa Penyu harus dilindungi? Menurut Wilson dkk, Penyu mempunyai peran penting dalam menjaga ekosistem laut yang sehat. Perilaku penyu yang memakan lamun, mengontrol distirbusi spons, memangsa ubur-ubur,  dan mendistribusikan nutrisi. Hal ini dikuatkan pula oleh Koordinator Komunitas Kampong Penyu, Khairil. Menurutnya, penyu makanan utamanya adalah ubur-ubur,  dan alga. "Jika penyu berkurang maka populasi ubur-ubur dan alga akan meningkat, sementara alga bisa merusak terumbu karang. Terumbu karang yang rusak mempengaruhi perkembangan ikan," ujarnya.  (daya)

  • Bagikan

Exit mobile version