KIBa Prioritaskan Warga Lokal dengan Sistem CTK, Angka Pengangguran di Bantaeng Menurun

  • Bagikan

BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kehadiran Kawasan Industri Bantaeng (KIBa) menjadi salah satu faktor penentu penurunan angka pengangguran di Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini dikarenakan komitmen PT Basic Perseroda Bantaeng selaku pengelola KIBa untuk memprioritaskan warga Bantaeng dalam perekrutan tenaga kerja perusahaan-perusahaan yang ada di dalam KIBa.

Sebelum masuk bekerja di Kawasan Industri Bantaeng (KIBa), calon pekerja terlebih dahulu melalui proses seleksi kualifikasi, dengan sistem baru ala KIBa, yakni sistem Calon Tenaga Kerja (CTK). Dengan adanya CTK warga akan lebih mudah untuk mengakses proses perekrutan.

Demikian disampaikan, Ansar, Manager Operasional PT Bantaeng Sinergi Cemerlang (Basic) Perseroda, Senin 31 Juli 2023.

Dijelaskan, berkas pelamar akan tersimpan di dalam database sistem CTK berdasarkan kualifikasi. Saat ada perusahaan yang ada dalam KIBa membutuhkan tenaga kerja, maka Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) akan menyaring dan menyerahkan pada perusahaan untuk diseleksi.

Berkas pelamar yang belum berhasil pada perekrutan digunakan kembali ketika ada kebutuhan lagi dari perusahaan di dalam Kawasan.

Perseroda dan perusahaan juga mengadakan evaluasi terhadap kekurangan canaker yang belum lolos. Perseroda bekerja sama dengan BLK, Akom dan pihak lain mengadakan pelatihan sesuai hasil evaluasi bagi canaker yang belum terserap ke dalam KIBa.

Dijelaskan Ansar, bahwa dengan sistem yang saat ini diterapkan, dinilai telah efektif. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pendaftar yang ada di database yang angkanya mencapai 4.000 orang.

"Kedepannya sistem ini kita akan di tingkatkan lagi, jadi semua CTK akan mendaftar secara online, sehingga tidak ada lagi merasa berkasnya tidak terinput atau tidak sampai ke kantor Perseroda," katanya.

Persentase pelamar di KIBa yang mencapai 4.000 orang menunjukkan tingginya antusiasme warga untuk bekerja di perusahaan. Dengan angka tersebut 90 persen didominasi oleh palamar lokal, selebihnya pelamar dari luar Kabupaten Bantaeng.

"Sejauh ini, untuk CTK sekitar 70 persen yang diterima di wilayah yang terdampak, selebihnya di luar wilayah terdampak. Dan pelamar dinilai telah mengerti dengan alurnya," jelasnya.

Tantangannya saat ini kata Ansar, pelamar lokal, masih perlu perhatian untuk peningkatan skill. Ini juga dibuktikan dengan masih banyaknya pelamar lokal yang mendaftar untuk kategori non skill.

"Ini juga menjadi perhatian bersama, dengan membludaknya jumlah pelamar dengan non skill. Ke depan kita berharap agar ada program yang dapat meningkatkan skill bagi calon pekerja lokal," tambahnya.

Dengan adanya sistem CTK saat ini, ruang bagi calo atau penipuan terhadap calon pekerja, sudah sulit disusupi, karena calon pekerja harus melalui kualifikasi yang telah ditentukan.

Sementara Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian Kabupaten Bantaeng, Andi Irvandi Langgara, mengatakan angka pengangguran di Bantaeng, sudah menurun. Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya angka pengangguran. Di antaranya karena adanya program pemerintah dan pelatihan, serta kehadiran KIBa.

"Sistem perekrutan calon tenaga kerja saat ini adalah inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantaeng yang lahir dari RDP dan merupakan solusi dengan banyaknya tuntutan dari masyarakat Bantaeng, yang menganggap penerimaan sebelumnya tidak memuaskan. Dengan sistem saat ini akan terus dievaluasi dan akan diadakan perbaikan-perbaikan apabila diperlukan," jelasnya.

Pengambilan kartu kuning, kata dia selama ini, berlangsung lancar dan tidak pernah ada protes, sudah lebih dari 4000 orang pengambilan kartu kuning.

"Untuk sementara sudah menghampiri 2000-an tenaga kerja selama sistem CTK ini diberlakukan, dan sementara proses perekrutan saat ini," tambahnya.

Sementara data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantaeng melansir angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2022, Senin, 20 Februari 2023. Dari data itu, tergambar jika pemerintah Kabupaten Bantaeng berhasil menekan angka pengangguran hingga 2,72 persen. (ahmad zhuhri)

  • Bagikan