MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Konsultan politik Herman Heizer meninggal dunia Kamis 19 Oktober 2023. Kabar duka ini menyentak dan membuat kolega serta sahabatnya tak percaya. Pasalnya, Herman masih beraktivitas seperti biasa dan tak mengeluhkan sakit.
Meninggalnya Direktur PT. Celebes Research Center (CRC) Herman Heizer rupanya disebabkan serangan stroke. Hal ini disampaikan dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes yang berada di sisi almarhum pada saat-saat terakhirnya. Kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, dr Yudi sapaan akrab dr Wachyudi menyampaikan penyebab kematian mantan Ketua HIPMI Sulsel itu.
"Herman Heizer, Masuk rumah sakit Grestelina Rabu malam sekitar pukul 23:00 dengan kondisi GCS 5 dan tadi pukul 11.00 siang kondisi sudah pada posisi GCS 3," tutur dr Wachyudi Muchsin.
Dalam keterangan dr Wachyudi Muchsin menjelaskan dimaksud dengan "GCS" (Glasgow Coma Scale) adalah skala yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran seseorang. "Skala ini terdiri dari tiga komponen yang dinilai, yaitu respons mata (eye opening response), respons verbal (verbal response), dan respons motorik (motor response) pasien," ujar Wachyudi Muchsin.
Herman Heizer dikabarkan sempat terjatuh di kamar mandi. "Jadi almarhum itu dimungkinkan mengalami kehilangan keseimbangan saat berada di kamar mandi. Itu tadi mungkin penyakit stroke yang dialaminya menyerang. Kebetulan pada posisi tidak sadarkan diri (pingsan) saat pas berada di kamar mandi bukan karena jatuh di kamar mandi, lalu ada benturan yang menyebabkan kematian," ungkap dr Wachyudi Muchsin.
Kepada awak media dr Wachyudi Muchsin mengatakan Herman Heizer masuk rumah sakit sejak Rabu (18/10) sekitar pukul 22.30 WITA dan Wafat pada pukul 11.28 WITA Kamis 19 Oktober.
"Almarhum mengeluh sakit kepala, lalu tak lama merasa kurang enak badan dan muntah-muntah. Saat ke kamar mandi dia mengalami hilang kesadaran. Almarhum sempat menelpon ke salah satu stafnya untuk membawanya ke rumah sakit karena pada saat kejadian dia memang sendiri di rumah. Istri dan anaknya sedang berada di Jakarta karena ada hajatan keluarga. Almarhum sebenarnya akan berangkat ke Jakarta hari ini ," tutur Wachyudi Muchsin.
Penjelasan dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes tentang GCS (Glasgow Coma Scale):
GCS (Glasgow Coma Scale) adalah skala yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat kesadaran seseorang. Skala ini terdiri dari tiga komponen yang dinilai, yaitu respons mata (eye opening response), respons verbal (verbal response), dan respons motorik (motor response). Setiap komponen dinilai dengan skor tertentu, kemudian skor dari ketiga komponen tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan skor total GCS.
GCS digunakan terutama dalam penilaian pasien dengan cedera otak traumatik, stroke, atau gangguan kesadaran lainnya. Skor GCS dapat memberikan informasi penting tentang tingkat keparahan cedera otak dan membantu dalam perencanaan perawatan dan pengambilan keputusan medis.
Berikut adalah skala GCS untuk kesehatan:
Respons Mata (Eye Opening Response): Spontan (mata terbuka dengan sendirinya), terbuka dengan rangsangan verbal, terbuka dengan rangsangan nyeri, tidak dapat membuka mata.
Respons Verbal (Verbal Response): Orientasi (menjawab pertanyaan dengan benar), bicara dengan kalimat yang sesuai tetapi tidak terorientasi secara tepat, bicara dengan kata-kata yang tidak teratur dan tidak terorientasi, mengeluarkan suara atau bunyi tanpa kata-kata yang bermakna, tidak ada respons verbal.
Respons Motorik (Motor Response): menjalankan perintah secara tepat, respon lokal nyeri (misalnya, menarik tangan ketika dirangsang nyeri), respon umum nyeri (misalnya, menarik kaki ketika dirangsang nyeri), fleksi abnormal (misalnya, fleksi tangan ketika dirangsang nyeri), ekstensi abnormal (misalnya, menggerakkan tangan ke sisi yang tidak normal ketika dirangsang nyeri), tidak ada respons motorik.
Skor total GCS berkisar antara 3 hingga 15. Dengan skor 3 menunjukkan tingkat kesadaran terendah dan skor 15 menunjukkan tingkat kesadaran normal. Semakin rendah skor GCS, semakin parah tingkat kesadaran pasien.
Penting untuk dicatat bahwa GCS hanya satu komponen dari evaluasi keseluruhan pasien dan tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya penilaian untuk diagnosis atau perawatan medis. (nad)