BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Salah seorang murid SD Negeri 65 Balangriri, Kabupaten Bulukumba, Haikal Saputra takut kembali ke sekolah. Itu lantaran trauma atas insiden pemukulan yang diduga dilakukan kepala sekolah, Jumat, 27 Oktober 2023 lalu.
Orang tua Murid, Ramlia menceritakan bahwa berdasarkan informasi dari anaknya, kejadian bermula pada saat kegiatan senam pagi di hari Jumat lalu. Dimana anaknya dianggap tidak serius (hanya main-main) mengikuti program tersebut sehingga kepala sekolah mendekati anak tersebut dan memukul leher serta menendang pahanya hingga memar.
Padahal, informasi dari teman yang ada didekatnya, bukan anaknya (Haikal Saputra) yang melanggar namun dia yang kena batunya.
"Sangat disayangkan, harusnya kepala sekolah menjadi pemimpin yang baik untuk anak-anaknya. Namun ini berbanding terbalik," ungkapnya, Senin, 30 Oktober 2023.
Ramlia mengaku cukup prihatin dengan kejadian kekerasan di sekolah hingga meninggalkan trauma bagi anaknya. Apalagi kejadian ini dilakukan di lingkungan pendidikan yang mestinya jauh dari tindakan kekerasan.
"Sudah dua hari anak saya tidak mau ke sekolah (Sabtu dan Senin), meski dipaksa tapi tidak mau. Dan saya juga sudah menemui kepala sekolah dengan harapan ke depan tidak terjadi hal demikian," harapnya.
Sementara itu, Kepala SDN 65 Balangriri Bulukumba, Syamsir Syam mengaku menyesali adanya kejadian tersebut. Ia mengaku telah bertemu dengan orang tua siswa dan minta maaf.
"Saya sudah bertemu orang tua siswa pada hari itu juga dan meminta maaf. Semoga saja bisa berdamai. InsyaAllah kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi," janjinya.
Terpisah, saat dikonfirmasi selaku Pengawas SD Negeri 65 Balangriri Bulukumba, Umar K menyampaikan bahwa ia baru mendengar adanya kejadian tersebut.
"InsyaAllah kita ambil jalan tengahnya mencari solusi agar anak ini bisa kembali ke sekolah sembari mempertemukan orang tua siswa dan kepala sekolah. Disini kami tidak membelah siapa-siapa kalau hal ini benar terjadi tentu kami akan memberikan imbauan tegas kepada kepala sekolah dan juga diharapkan kepada orang tua siswa untuk tidak terprovokasi dengan pihak luar, karena pada dasarnya karakter anak-anak itu berbeda, ada yang memang harus didik dengan sedikit ketegasan namun sifatnya mendidik," tutupnya. (*)