Melirik Potensi Energi Terbarukan di Bulukumba

  • Bagikan

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Aktivis lingkungan Bulukumba yang tergabung dalam Kolaborasi Biru akan menggelar kegiatan Power Up "Transisi Untuk Solusi" di Dego-degona Bira, pada Sabtu, 4 November 2023.

Kegiatan tersebut merupakan aksi lingkungan kolektif yang dilaksanakan masyarakat sipil di berbagai daerah di Indonesia termasuk Bulukumba, yang terkoneksi dalam gerakan global yang juga dilaksanakan di sejumlah negara.

Juru Kampanye Power Up Bulukumba, Indiz Essa Rutepar menjelaskan, beberapa kegiatan yang dilaksanakan di Dego-degona Bira yakni edukasi lingkungan laut, transplantasi karang, pemutaran film dokumenter dan diskusi potensi energi terbarukan.

"Pesan penting dari giat ini bagaimana menegaskan bahwa bumi butuh aksi nyata. Kerusakan lingkungan yang sudah di depan tak lepas dari peran industri energi kotor," jelas Indiz.

"Salah satu sumber energi kotor utama yakni PLTU Batubara. Maka dari itu penting untuk kita lebih peka pada kondisi ini," lanjutnya.

Menurut Indiz, pemanfaatan potensi energi di Bulukumba bukanlah wacana baru. Penggunaan PLTMH telah diterapkan di Desa Kahayya sebelum listrik PLN masuk, dan juga Kampung Na'na yang dinikmati hingga kini.

Potensi lainnya PLTB seperti di Kelurahan Mariorennu yang pada 2010 lalu dibangun dengan proyek senilai Rp 4,2 miliar. Sayangnya anggaran tersebut dikorupsi dan bangunan yang ada kini terbengkalai sebelum sempat difungsikan.

Potensi energi gelombang laut menjadi energi listrik juga perlu dipertimbangkan mengingat garis pantai Bulukumba mencapai 132,5 km yang tersebar di 7 dari 10 kecamatan.

Berdasarkan Prosiding Semnas Politani Pangkep Vol 3 (2022) yang dilakukan Irwan dan Syatir Suaib dari Program Study TeknikKelautan di Kelurahan Sapolohe, potensi energi listrik terbesar yang bisa dibangkitkan adalah energi gelombang dari arah barat daya yang bisa mencapai 28.676,62 joule/m2.

"Belum lagi potensi energi surya. Di Bulukumba kalau musim panas rata-rata 30 derajat celsius, itu bisa kita manfaatkan," jelasnya.

Kegiatan di Bulukumba, lanjut Indiz, digerakkan melalui Kolaborasi Biru secara inklusi yang artinya terbuka bagi siapapun atau lembaga manapun.

Power Up Indonesia, gerakan aksi dengan tuntutan meminta calon presiden mendeklarasikan komitmen kuat untuk penanganan krisis iklim dan transisi energi berkeadilan. Salah satu poinnya adalah membenahi PLN agar tidak membatasi kontribusi masyarakat meredam krisis iklim melalui atap Surya. (ewa/has/B)

  • Bagikan