MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Universitas Muslim Indonesia atau UMI segera memiliki rektor baru. Hari ini Sabtu 4 November akan dilakukan pemilihan dan penetapan 3 nama calon rektor dari 5 nama yang berhasil masuk dalam proses penjaringan.
Kelima nama tersebut adalah Dr Ir H Hanafi Ashad MT IPM, Prof Dr Ir H M Hatta Fattah MS, Prof Dr H La Ode Husen SH MH, Prof Dr Sufirman Rahman, dan Prof Dr Ir H. Zakir Sabara H. Wata ST MT IPM ASEAN Eng.
Dari kelima nama calon rektor UMI periode 2023-2027 ini, Prof Zakir Sabara menjadi yang termuda.
Prof Zakir kelahiran 1975. Ia adalah aktivis 1998 yang dikenal memiliki integritas. Saat menjadi Dekan FTI UMI ia sukses membawa FTI menjadi fakultas favorit di UMI dan berhasil membangun FTI menjadi fakultas dengan fasilitas terbaik.
Pemilihan Rektor UMI kali bakal mencatat sejarah baru di kampus ukhuwah. Pasalnya sebelumnya Rektor lama dinonaktifkan bahkan diberhentikan karena adanya sejumlah temuan masalah keuangan.
Hari ini, Senat Universitas akan menggelar pemilihan dan penetapan 3 nama calon rektor.
Selengkapnya, berikut tahapan pemilihan Rektor UMI sebagaimana tertuang dalam Peraturan Yayasan Wakaf UMI Nomor 6 Tahun 2023 tentang Tata Cara Penjaringan dan Pemilihan Rektor Universitas Muslim Indonesia dalam Kondisi Khusus.
1. Fakultas mengusulkan minimal dua dan maksimal lima dosen sebagai bakal calon rektor;
2. Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan kepada Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI paling lambat tanggal 2 November 2023 jam 16.00 Wita;
3. Verifikasi calon usul fakultas dilakukan melalui rapat Pengurus Yayasan dan selanjutnya disampaikan ke Senat Universitas untuk dilakukan proses pemilihan tanggal 3 November 2023;
4. Rapat senat universitas dengan agenda pemilihan dan penetapan tiga orang calon rektor, tanggal 4 November 2023;
5. Penyerahan Berita Acara hasil rapat senat universitas Penjaringan Calon Rektor dari Ketua Senat Universitas kepada Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI tanggal 6 November 2023;
6. Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI mengajukan nama calon atau nama-nama calon rektor kepada Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI untuk mendapatkan persetujuan, tanggal 9 November 2023;
7. Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI atas persetujuan Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI, menerbitkan Surat Keputusan Pengangkatan Rektor UMI pada tanggal 11 November 2023;
8. Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI melakukan pelantikan Rektor Universitas Muslim Indonesia pada tanggal 15 November 2023.
Mengenai figur calon rektor baru UMI, nama Prof Zakir Sabara paling banyak diperbincangkan. Prof Zakir dinilai sangat tepat memimpin UMI saat ini. Dr Wachyudi Muchsin SH MH, Ketua Prominens Fakultas Kedokteran UMI mengatakan dibutuhkan figur seperti Prof Zakir yang memiliki visi dan sudah teruji saat memimpin Fakultas Teknologi Industri.
"Saat ini dunia berubah dengan sangat cepat. Sudah saatnya UMI dipimpin sosok muda progresif seperti Prof Zakir. Beliau juga memiliki jaringan yang luas baik di dalam maupun luar negeri," tutur dr Wachyudi yang juga Ketua Kempo Makassar.
Salah satu aktivis 1998, Muh. Nur Z mengaku mengenal Zakir sejak masa kuliah tahun 1993 di organisasi intra dan ekstra. "Beliau selalu jadi problem solver. Saat kita sudah buntu dengan kondisi, beliau selalu ada dengan solusi. Dan masalah-masalah pun bisa terpecahkan," ujarnya.
Noer yang kini menjadi pengusaha warkop mengungkapkan ia selalu terlibat bersama Zakir dalam beberapa kegiatan bahkan event terbesar dan paling kolosal saat itu di Makassar; Wirid 2000. "Zakir salah satu problem solver terbaik. Mulai dari pengadaan panggung terapung raksasa yang berhasil beliau lobi dan melibatkan Lantamal, sampai keikutsertaan Presiden RI ke-4 Gus Dur. Pokoknya baik fisik maupun materil semua tidak lepas dari andil beliau yang juga melibatkan Pangdam Almarhum Agus Wirahadikusumah. Sejak saat itu saya mengagumi leadership beliau," terang Muh. Nur.
Semasa menjabat Dekan FTI UMI, Prof Zakir yang berlatar belakang aktivis membuat banyak terobosan baru. Ia berhasil 'menjual' nama FTI dengan sangat soft. Tidak mainstream seperti yang lain. Minim spanduk dan sebar brosur. Sebaliknya Prof Zakir memanfaatkan teknologi. Dan satu hal yang sangat penting adalah terobosannya membentuk Tim Relawan Kemanusiaan FTI yang bergerak ke segala penjuru di bawah komandonya.
"Saya sudah tidak bisa hitung lagi berapa banyak titik bencana yang sudah dijangkau. Berapa banyak jumlah mahasiswa yang terbentuk karakternya karena diajak terlibat langsung dalam membantu masyarakat. Bukan hanya di Sulsel bahkan saat bencana di Palu nama Relawan FTI berkibar bak pahlawan. Termasuk dalam memerangi Covid 19 beberapa tahun lalu," terangnya.
Belum lagi katanya, keberhasilan Prof Zakir menjadikan UMI sebagai kampus pertama di Indonesia Timur sebagai penyelenggara Program Sertifikasi Insinyur oleh PII, menjadikan UMI semakin besar dan terkenal di Indonesia Timur, bahkan melampaui beberapa perguruan tinggi negeri. (nad)