BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID --- Festival kebudayaan bertajuk Festival Sawah telah digelar untuk kedua kalinya di Desa Tanah Harapan, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba mulai Jumat sampai Minggu, 3 sampai 5 November 2023.
Kegiatan tersebut terlaksana sebagai bentuk kolaborasi antara Pemerintah Desa (Pemdes) Tanah Harapan dengan Sanggar Seni Al-Farabi.
Pimpinan Produksi Festival Sawah II, Ichdar Yeneng Al-Farabi selaku pimpinan project mengungkapkan Festival Sawah merupakan salah satu gerakan kebudayaan di tingkat desa.
Ichdar mengkalim Festival Sawah #2 ini merupakan satu-satunya Festival Budaya di Kabupaten Bulukumba berbasis desa, dan itu menunjukkan bahwa pemerintah Desa Tanah Harapan betul-betul serius dalam upaya pelestarian kebudayaan.
Ichdar mengungkapkan, Festival Sawah ini sudah kedua kalinya digelar oleh pemuda Desa Tanah Harapan, Festival Sawah #1 dimulai pada tahun 2022 lalu.
"Motivasi dan tujuannya yaitu untuk mengembalikan memori kebudayaan, seperti kebersamaan masyarakat tani," imbuh Ichdar.
Kepala Desa Tanah Harapan, Arifin Para mengungkapkan bahwa Festival Sawah #2 merupakan salah satu agenda dalam program pemerintahannya.
"Anggaran Dana Desa untuk Festival Sawah sebagai seni budaya kurang lebih 10 jutaan rupiah. Baru tahun ini dianggarkan, tahun lalu belum," ungkapnya.
Arifin mengungkapkan bahwa pihaknya menganggarkan Festival Sawah selain sebagai upaya pelestarian budaya juga sebagai upaya promosi desa.
"Kami berharap dengan digelarnya Festival Sawah ini kebudayaan dan sumber daya yang dimiliki Desa Tanah Harapan bisa lebih dikenal dan InsyaAllah ini akan menjadi agenda tahunan," harapnya.
Pada acara seremonial pembukaan, Festival Sawah ini dihadiri langsung oleh Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf yang didampingi Kepala Dinas Kominfo dan Persandian, Daud Kahal.
Andi Muchtar Ali Yusuf mengapresiasi pelaksanaan Festival Sawah tersebut. Apalagi, penganggarannya disupport dana desa.
Bupati yang akrab disapa Andi Utta lebih jauh menyebutkan pentingnya melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal. Ia mencontohkan banyaknya kunjungan di Bali bukan hanya karena keindahan alamnya, tapi juga budayanya.
"Kalau Bulukumba mau kunjungan besar, maka budayanya harus diekspos. Termasuk festival seperti ini," katanya.
Olehnya, Dinas terkait diharapkan lebih massif lagi dalam menyupport kegiatan-kegiatan kebudayaan. Dengan demikian, eksistensi kebudayaan di Bulukumba bisa lebih kuat.
"Selain budaya, kita harus kuatkan potensi pertanian kita, sehingga ekonomi bisa lebih baik. Pertanian harus terus didorong lebih massif, termasuk program ketahanan pangan di desa," imbuh Andi Utta. (ewa/has/B)