Kawan Rasa Lawan, Persaingan Ketat Caleg DPR RI di Dapil Sulsel 2

  • Bagikan

MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Persaingan merebut kursi DPR RI daerah pemilihan (dapil) Sulsel 2 bakal berlangsung ketat. Persaingan itu tak hanya antarparpol, namun di internal sendiri.

Sejak awal Dapil Sulsel 2 disebut-sebut sebagai Dapil Neraka.

Itu terjadi lantaran para calon anggota legislatif (caleg) yang berkompetisi merupakan politisi senior bahkan tokoh yang sudah memiliki popularitas di masyarakat. Ketokohan dan kapasitasnya tak diragukan lagi di pentas politik. Selain senior, banyak caleg yang juga mantan kepala daerah. Basis suaranya sudah jelas.

Persaingan di internal Partai Golkar misalnya.  Di daerah pemilihan (dapil) dua ini terdapat dua petahana, yaitu Andi Rio Idris Padjalangi dan Supriansa.

Supriansa saat ini dikenal sebagai legislator yang vokal di Senayan. Ia tercatat sebagai anggota DPR RI Fraksi Golkar di Komisi III. Supriansa juga pernah menjadi Wakil Bupati Soppeng mendampingi Andi Kaswadi.

Saat ini Supriansa memegang nomor urut 5 di Partai Golkar.

Kemudian tiga mantan kepala daerah, yaitu Taufan Pawe (mantan Wali Kota Parepare), Syamsuddin A Hamid (mantan Bupati Pangkep), dan Andi Fahsar M Padjalangi (mantan Bupati Bone).

Lalu, ada Nurdin Halid yang memegang nomor urut satu. Diketahui, tokoh Sulsel yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPP Golkar ini pernah maju sebagai Calon gubernur Sulsel dan meraih suara tertinggi kedua. Jika membaca nama-nama di atas, pertarungan di dapil dua bakal sengit. Ibaratnya, kawan rasa lawan.

Persaingan internal yang ketat ini juga dialami sejumlah partai lainnya. Partai Gerindra misalnya, petahana Andi Iwan Darmawan Aras akan bersaing dengan Andi Amar Ma'rif Sulaiman, putra Andi Amran Sulaiman yang juga Menteri Pertanian saat ini.

Tak hanya itu, nama lainnya ada Felicitas Rudiyanto Asapa, istri almarhum Andi Rudiyanto Asapa yang juga mantan Bupati Sinjai.

Perebutan kursi DPR RI di internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga makin ketat. Petahana Muhammad Aras akan bersaing dengan mantan Bupati Maros M. Hatta Rahman.

Persaingan mantan kepala daerah juga terjadi di internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Andi Muawiyah Ramly (petahana) akan bersaing dengan mantan Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto dan Abd Rahman Assagaf (mantan Wabup Pangkep).

Hal sama juga terjadi di Partai Nasdem, bahkan kemungkinan akan ada tarung bebas. Pasalnya, Hasanah Syam yang saat ini duduk sebagai anggota DPR RI tak lagi maju pada pesta demokrasi 2024. Namun istri Bupati Kabupaten Barru, Suardi Saleh tersebut mendorong putranya, yakni Teguh Iswara Suardi sebagai pengganti.

Selain Teguh yang punya basis di Kabupaten Barru, ada juga Sahiruddin juga di Kabupaten Maros, Desy Susanty Sutomo di Kabupaten Wajo hingga Muallim Tampa, yang memiliki basis di Kabupaten Bulukumba dan  di Kabupaten Sinjai.

Muallim Tampa adalah lawyer yang berkiprah di Jakarta  dan memiliki darah Bulukumba-Sinjai. Nama Muallim Tampa juga mulai ramai disebut-sebut sebagai caleg yang mampu merebut simpati warga.  

Pengamat politik Universitas Hasanuddin Ali Armunanto mengatakan, dalam konteks ini persaingan di Dapil 2 memang akan berat. Namun sekaligus menjadi hal mudah untuk diprediksi, sebab peta politik sudah mengalami pergeseran.

"Ini akan berat, tapi mudah diprediksi. Tahun ini banyak petahana yang menghadapi ancaman dan harus bekerja keras karena Dapil 2 bertabur bintang,” kata dia.

Secara khusus, untuk Partai Golkar akan banyak mengalami persaingan. Misalnya, nama Andi Rio Padjalangi bisa saja terancam dengan bertarungnya Fahsar Padjalangi. Sebab, Fahsar dinilai tidak akan lagi memberi ruang besar kepada Rio untuk mengambil suaranya.

"Di dapil II Golkar ada dua kepala daerah, ini kerugian untuk petahana. Karena ada perubahan pola politik dengan masuknya figur besar, pasti ada pergeseran suara,” terangnya.

Selain Golkar, Gerindra juga sama. Namun tampaknya, Gerindra sedikit lowong. Sebab basis Andi Iwan Aras (AIA) dan Andi Amar Ma'ruf Sulaiman berbeda. Andi Iwan di Soppeng dan Andi Amar di Bone.

”Andi Amar juga pasti andalkan Bone. Tapi AAS punya jaringan politik yang bagus, tentu tidak hanya mengandalkan Bone. Ini bisa jadi tes ombak untuk Pilgub. Apalagi AAS sekarang Mentan, pasti jaringan birokrasi lebih kuat. Itu bukan hal sulit utk mendukung dan mendudukkan anaknya,” terangnya.

Menanggapi hal tersebut, Supriansa yang kembali maju sebagai Caleg DPR RI untuk Dapil Sulsel 2 mengaku sudah sangat siap bertarung bersama para bintang.

“Insya Allah saya selalu optimis. Selama menjadi anggota DPR RI di Komisi III masyarakat pasti bisa melihat kerja-kerja nyata yang sudah kami lakukan,” ujarnya.

Supriansa juga menyebut jika uang yang menjadi ukuran, maka berarti tidak segaris dalam perjuangan. “Bermoney politic atau menggunakan uang agar dipilih itu namanya pembodohan kepada masyrakat,” tegasnya. (fajar-nad)

  • Bagikan

Exit mobile version