Pasien Bersalin RS Yasira Meninggal Karena Emboli Air Ketuban, Kejadian Kedua Kali di Bulukumba

  • Bagikan
Jumpa pers RS Yasira soal meninggalnya salah seorang pasien bersalin

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Direktur RS.Yasira Bulukumba, dr.Asniar menanggapi sorotan soal meninggalnya pasien bersalin di RS.Yasira beberapa waktu lalu.

Pasien atas nama Mery Hartanti meninggal dunia bersama bayi yang masih dalam kandungannya pada Minggu, 5 November 2023.

dr.Asniar dalam jumpa pers di aula RS.Yasira Bulukumba pada Jumat, 10 November 2023, mengungkapkan Mery Hartanti meninggal disebabkan oleh Emboli Cairan Ketuban.

Emboli air ketuban adalah kondisi di mana cairan ketuban yang seharusnya berada di dalam rahim selama kehamilan, masuk ke dalam aliran darah ibu hamil.

Asniar menjelaskan emboli cairan ketuban merupakan sindrom akut yang dapat terjadi saat proses atau pasca persalinan, ditandai dengan gagal napas, turunnya tekanan darah, hingga terjadi henti jantung.

"Emboli cairan ketuban merupakan komplikasi gawat darurat yang terjadi secara mendadak dan tidak dapat dicegah," jelas Asniar.

Emboli cairan ketuban merupakan sindrom langka dalam persalinan, atau dengan angka prevelensi 1 dalam 8-80 ribu persalinan.

Asinar mengungkapkan selama dirinya menjadi dokter spesialis Obgyn, emboli air ketuban yang terjadi pada Mery Hartanti baru yang kedua kalinya ia dapati dan semuanya terjadi di Kabupaten Bulukumba.

Soal kenapa bayi yang masih dalam kandungan pasien tidak diselamatkan, Asniar menjelaskan bahwa dalam proses persalinan keselamatan ibu menjadi prioritas utama, sementara bayi prioritas kedua.

Sehingga pihaknya saat itu fokus untuk menyelamatkan ibunya. Dan saat Mery sudah tidak dapat terselamatkan, di saat itu baru dilakukan tes denyut jantung pada bayi dalam kandungan.

Menurut Asniar pihaknya tidak menemukan adanya denyut jantung pada bayi dan diputuskan untuk tidak melakukan pembedahan.

Dan mengapa sejak awal pihaknya tidak melakukan operasi caesar pada pasien, Asniar menjelaskan karena kondisi pasien baik-baik saja dan tidak ditemukan adanya kondisi yang mengharuskan dilakukan operasi caesar.

"Yang berhak menentukan bisa tidaknya pasien di-caesar bukan Puskesmas, tapi hanya dokter spesialis, yakni saya sendiri," jelasnya.

Pihak keluarga memang dibolehkan meminta pasien untuk dioperasi caesar, tetapi harus bersedia menanggung risiko, dan operasi caesar yang berdasarkan permintaan pasien itu tidak ditanggung oleh BPJS.

Sebelumnya, Mery Hartanti pasien bersalin meninggal dunia bersama janin dalam perutnya saat dirawat di Rumah Sakit Yasira Bulukumba, pada Minggu, 5 November 2023.

Mery Hartanti merupakan warga Desa Ara, Kecamatan Bontobahari. Perempuan yang masih berusia 23 tahun itu merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Bontobahari.

Korban mulai dirawat di RS Yasira Bulukumba pada Sabtu, 4 November 2023, sore, setelah sehari dalam perawatan Mery dinyatakan meninggal dunia bersama dengan janinnya.

Haeril Anwar selaku suami korban menganggap bahwa pelayanan di RS Yasira lamban.

Menurutnya pihak keluarga sempat meminta agar korban dioperasi sesar, tetapi pihak Yasira hanya memberikan obat perangsang.

"Yasira hanya memberikan obat perangsang, dan tidak ada tindakan serius yang akan dilakukannya. Sementara pihak keluarga sudah meminta agar segera di Operasi," kata Haeril dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu.****

  • Bagikan