BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- AS (21) korban selamat tragedi Dampang akhirnya angkat bicara soal tragedi yang dialaminya. Ia mengungkapkan bahwa tragedi tersebut bukan kecelakaan namun kasus tindak pidana.
Melalui wawancara eksklusif dengan RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, AS mengungkapkan bahwa dirinya saat itu bersama Aditya yang menjadi korban meninggal saat kejadian diserang menggunakan senjata tajam oleh sekelompok orang di Desa Dampang.
AS yang saat itu dibonceng oleh Aditya dihadang oleh sekelompok orang saat hendak melintas di Desa Dampang, tepatnya di sekitar lapangan Dampang.
AS mengungkapkan bahwa dirinya bersama Aditya tiba-tiba diserang menggunakan senjata tajam yang menyebabkan luka sabetan pada tangan kirinya.
Begitu juga dengan Aditya yang memboncengnya mengalami luka pada bagian rusuk sebelah kiri.
"Saat itu saya dan Aditya berusaha kabur saya pegang lukanya di bawah ketiak. Tidak jauh saya terjatuh ke selokan di dekat Pertamini," cerita AS saat dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID Kamis, 16 November 2023.
Setelah terjatuh ke dalam parit, AS kemudian berusaha bangkit dan menyelamatkan diri dengan bersembunyi di dalam WC yang berada di Pertamini. Sementara Aditya sudah tidak berdaya di dalam parit.
"Di dalam WC saya telpon orang di Anrihua untuk minta tolong. Saya tidak tahu bagaimana kondisinya Aditnya di luar. Saya baru keluar saat sudah ada polisi," kata AS.
AS mengungkapkan bahwa saat dievakuasi oleh polisi ke atas mobil, dirinya masih sempat ditendang oleh salah seorang warga yang berada di sana.
AS tidak mengenal siapa yang telah menyerang dirinya bersama Aditya. Ia juga mengaku tidak tahu kejadian apa yang sebelumnya terjadi sehingga sekelompok warga menyerang mereka.
"Saya tidak tahu apa-apa. Tidak tahu juga kalau ada masalah. Tiba-tiba saya ditahan dan diserang orang," kata AS.
Sementara itu, Arfah selaku paman dari Aditya mendesak Polres Bulukumba untuk segera menuntaskan kasus ini. Mengungkap siapa pelaku dibalik terbunuhnya ponakannya.
Arfah khawatir apabila proses hukum tidak cepat dalam mengungkap kasus ini akan ada kejadian yang tidak diinginkan.
"Jujur selama ini saya kewalahan meredam kemarahan keluarga, tapi lagi-lagi saya pahami bahwa negara ini negara hukum," kata Arfah.
"Kalau pihak berwenang membiarkan kasus ini berlarut-larut tanpa ada kejelasan. Kami tidak bisa lagi menahan keluarga kami untuk mengambil tindakan sendiri," tegasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Bulukumba, AKP Abustam yang dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID meminta pihak keluarga korban untuk menahan diri dan mempercayakan kasus ini untuk diungkap oleh penyidik.
Abustam mengungkapkan bahwa penyidik juga sementara mendalami kasus, bekerja siang malam tanpa henti demi mencari titik terang dalam peristiwa tragis tersebut.
"Kami tidak tinggal diam. Penyidik terus bekerja siang malam. Kami harus memastikan semua informasi atau keterangan yang kami terima itu sesuai dengan fakta," tukasnya. (*)