BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Tahun ini, Kabupaten Bulukumba dipercaya sebagai tuan rumah pelaksanaan peringatan Hari Anak Dunia. Acara yang dikemas dengan Festival Remaja, berlangsung di Hotel Agri Bulukumba, Kamis 16 November 2023.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah perwakilan Unicef wilayah Sulawesi dan Maluku, Bappelitbangda, Staf Bidang SDM dan Kemasyarakatan Pemda mewakili Bupati Bulukumba Hj. Darmawati, dan unsur Forkopimda Bulukumba. Hadi pula Direktur RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID sekaligus Ketua Tim Reaksi Cepat P3A Kabupaten Bulukumba, Sunarti Sain, serta sejumlah pengurus dan peserta didik PKBM se Kabupaten Bulukumba, dan tamu lainnnya.
Kepala Kantor Perwakilan Unicef Wilayah Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaja, mengatakan, Bulukumba menjadi pusat perayaan Hari Anak Dunia di Sulawesi Selatan karena Bulukumba menjadi lokasi untuk program dukungan untuk remaja dan penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Sulawesi Selatan. Program-program ini menjadi alasan kuat untuk merayakan di Bulukumba.
"Apalagi tema tahun ini tentang remaja. Rangkaian kegiatannya, kami mengadakan talkshow membahas tentang ATS, kesehatan menstruasi, pendidikan juga tentang kesehatan mental. Dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten didalamnya dipandu dengan moderator hebat Ibu Direktur RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, ibu Sunarti Sain," ungkapnya.
Henky menyampaikan, salah satu yang menarik dari isu di talkshow ini yakni isu kesehatan mental. Isu ini dijadikan isu central di Indonesia oleh pemerintah. Kesehatan mental remaja ini menjadi perhatian pemerintah.
"Dalam hal ini kesehatan mental remaja juga menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan, dan mungkin menjadi bagian dari program dalam mendukung hak-hak remaja," ujarnya.
Lebih lanjut Henky menjelaskan, rangkaian kegiatan lainnya yakni pentas seni yang ditampilkan oleh peserta didik PKBM, dan pameran dari PKBM dengan memamerkan berbagai makanan atau cemilan khas yang dikelola sendiri. Pemerintah Indonesia dan Unicef mulai melihat bagaimana pentingnya untuk mendorong dukungan terhadap pemenuhan hak-hak kesehatan mental remaja.
Ia berharap pihak Unicef, pemerintah maupun masyarakat bisa memiliki komitmen yang serius bahwa hak-hak anak bisa terpenuhi.
"Kami turut berbangga sekali bahwa di Kabupaten Bone dan Bulukumba, kita sudah melihat banyak edukasi-edukasi yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah desa, pemerintah kabupaten kota untuk menggerakkan program-program terkait hak anak dan posisi UNICEF, kami adalah pendukung," bebernya.
Sementara itu, Hj. Darmawati menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Sulsel dan Unicef yang menempatkan Bulukumba sebagai model program penguatan remaja khususnya perempuan. Menurutnya, apa yang dilihat dan tampilkan pada hari ini pelaksanaan Program Anak dan Remaja di Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu pertunjukan talenta bagi remaja untuk pengembangan diri mereka.
"Di Bulukumba banyak tantangan dan hambatan multidimensi terkait kesehatan, kesejahteraan dan pendidikan. Situasi ini bahkan lebih memperhatikan bagi remaja dan kelompok rentan lainnya, seperti anak yang tidak sekolah dan anak yang berasal dari masyarakat pedesaan dan terpencil," bebernya.
Darmawati menuturkan jumlah anak tidak sekolah di Kabupaten Bulukumba menurun dari tahun 2019 dari 9,9 % menjadi 7,89 % di tahun 2022 (data susenas,2022). Namun demikian perlu tetap melakukan Gerakan massif untuk memastikan talenta anak anak tetap tumbuh dan berkembang.
"Kemajuan teknologi, dimana akses informasi sangat mudah, ini perlu menjadi perhatian bagi kita karena talenta remaja perlu arahan dan memberikan kesempatan yang luas untuk mengembangkan kepribadian mereka dan peran kita menjadi penting. Penting bagi kita bagaimana anak dan remaja tetap bersekolah dan memfasilitasi anak yang tidak sekolah untuk kembali belajar, memberi penguatan keterampilan abad ke-21, pencegahan perkawinan. Hak dan kekerasan terhadap anak serta tingkatan akses terhadap praktik kesehatan," bebernya.
Pemerintah setempat bersama Unicef berupaya memberikan wadah bagi remaja untuk mengembangkan potensi mereka, menciptakan ruang dialog, dan mendukung pertumbuhan positif.
"Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh kolaborasi yang berhasil antara pemerintah dan UNICEF untuk memperkuat perlindungan dan pembangunan generasi muda, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan anak," tutupnya.(***)