BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Siswa SMAN 9 Bulukumba, sukses melaksanakan praktik "Mappaccing" atau "Mappacci". Kegiatan berlangsung dalam prosesi pernikahan adat Bugis Makassar, Selasa, 14 November 2023.
Kegiatan tersebut adalah bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5). Program dari Kementerian Pendidikan ini untuk Gelar Karya dalam konsep merdeka belajar.
Prosesi Mappaccing yang dipraktikkan pelajar SMAN 9 Bulukumba ini mengundang decak kagum. Pasalnya, dilaksanakan dengan serius dan sungguh-sungguh.
Kepala SMAN 9 Bulukumba, Sahabuddin mengatakan, praktik ini fokus pada prosesi Mappaccing. Kedua siswa diceritakan sebagai dua orang bersaudara yang melaksanakan pernikahan secara bersamaan (nikah kembar), sehingga prosesi Mappaccing dilakukan bersamaan.
"Programnya dari kementerian bernama P-5. Di dalamnya ada learifan lokal dan stop bulliying," jelasnya.
Menurut, praktik ini sengaja dilaksanakan untuk mendorong edukasi kepada siswa, untuk mengetahui budaya dan tradisi dalam pernikahan adat Bugis Makassar.
"Jadi apa yang dilaksanakan pada prosesi Mappaccing dalam pernikahan, itu yang kami ikut di praktikkan oleh anak-anak," jelasnya.
Termasuk Mabbarasanji, Sahabuddin mengaku, dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh anak didiknya.
"Jadi pemeran dalam praktik ini adalah siswa. Mengapa, agar mereka paham mengapa dilaksanakan Barasanji saat prosesi malam Mappaccing itu. Termasuk tradisi lainnya seperti menyediakan daun nangka, daun siri, beras dan banyak lagi. Ada protokol dari pelajar yang menyampaikan filosofi di balik semua itu," Jelasnya.
Penting menurut Sahabuddin untuk diajarkan ke generasi, agar tradisi dan budaya ini tidak punah termakan zaman. Di tengah modernisasi yang menggempur.
"Saya saja sebagai orang tua, belum banyak faham filosofi di balik tradisi ini. Olehnya, perlu memahamkan semua peserta didik, agar ini bisa terjaga dari masa ke masa," ujarnya.
Melalui ini, Sahabuddin berharap pengembangan diri anak didik dapat terarah pada hal yang positif, dan tetap menjaga budaya di Sulawesi Selatan.
"Mengenai biaya yang dikeluarkan, diambil dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diprediksi mencapai Rp 13 Juta," tutupnya.(***)