BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID- Stunting merupakan salah satu problematika di dunia kesehatan yang sangat penting mendapatkan perhatian. Selain itu dibutuhkan upaya berkelanjutan dari berbagai pihak guna mengurangi angka prevalensinya di Indonesia, tak terkecuali di Sulawesi Selatan.
Pimpinan Baznas Bulukumba, HM Yusuf Shandy mengatakan menurut World Health Organization (WHO), stunting merupakan sebuah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi yang berulang, dan simulasi psikososial yang tidak memadai. Pemerintah Kabupaten Bulukumba sendiri, telah melakukan berbagai program aksi sebagai upaya untuk mempercepat penurunan angka prevalensi stunting.
"Pada akhir Desember 2022 lalu, Bapak Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf bersama OPD terkait, termasuk Baznas, melaunching program Gempur Stunting atau Gerakan Bersama untuk Penanganan Urusan Stunting," katanya.
Peluncuruan progra. tersebut ditandai dengan pemberian puluhan paket makanan tambahan dan susu formula kepada puluhan anak, dari berbagai kecamatan. Paket bantuan gizi anak tersebut merupakan donasi dari para Orang Tua Asuh Peduli Stunting, yang didonasikan melalui Baznas Kabupaten Bulukumba.
"Pada tahun 2023 ini, melalui beberapa pertemuan dan rapat koordinoasi, bupati dan wakil bupati Bulukumba menekankan pentingnya kolaborasi dan pelibatan banyak pihak. Termasuk TP-PKK dan Baznas Bulukumba, dalam program percepatan penurunan angka stunting di Butta Panrita Lopi," jelas Yusuf Shandy
Menurut data PEDAS TP-PKK dan Dinas Kesehatan Bulukumba per Oktober 2023, lanjut Yusuf Shandy, jumlah anak baduta stunting sebanyak 660 orang, sementara jumlah ibu hamil kek sebanyak 768 orang.
" Atas dasar itu, selama tiga bulan terakhir, Baznas Bulukumba bersama TP-PKK kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan terlibat aktif dalam melakukan beberap bentuk intervensi. Mulai dari pemberian makanan tambahan kepada baduta stunting, pemberian susu formula kepada baduta stunting, dan pemberian susu formula kepada 598 ibu hamil kek," tambahnya.
Pada Desember 2023, kata Yusuf Shandy, jumlah dana yang dikeluarkan oleh Baznas Bulukumba untuk penanganan stunting sebesar Rp. 766.244.633. Rinciannya, pengadaan paket susu formula untuk anak usia 0-12 bulan, 528 pack Rp. 63.360.000, Pengadaan paket susu formula untuk anak usia 13-24 bulan, 984 pack, Rp. 160.392.000, Pengadaan paket susu formula untuk ibu hamil kek, sebanyak 2.304 pcs, Rp. 173.592.633, Transfert paket pemberian makanan tambahan (PMT) untuk 595 baduta stunting Rp. 368.900.000.
"Stunting adalah urusan bersama. Sebagai lembaga pemerintah, Baznas di seluruh tingkatan, diminta terlibat aktif dalam penanganan stunting. Karenanya, sejak dua tahun terakhir, Baznas Bulukumba mengalokasikan sebahagian dana ZIS dan CSR untuk penanganan stunting," tutupnya. (**)