SINJAI, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Dinas Kesehatan Sinjai optimis makin bisa menekan angka stunting melalui intervensi yang dilakukan. Beragam program telah dilaksanakan dan tentu tak lepas dari peranan Pj Bupati Sinjai, T.R Fahsul Falah selaku pengendali penanganan stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Sinjai, Emmy Kartahara Malik mengatakan, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Sinjai pada tahun 2022 berada pada posisi 29,4 persen. Angka ini mengalami penurunan dari tahun 2021 yakni 30,1 persen dan tahun 2020 di posisi 34,8 persen.
Bukan hanya SSGI, pengukuran angka stunting juga melalui elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dengan masa pengukuran antara bulan Februari dan Agustus dan sebaliknya. Untuk periode agustus, angka stunting Sinjai berada di angka 8,7 persen atau 1.400 jiwa bayi stunting.
“Kalau SSGI, surveinya dilakukan setiap tahun, sementara e-PPGBM dilakukan setiap enam bulan, ditarik datanya di bulan Februari dan Agustus,” bebernya.
Atas dasar itu Pemerintah Kabupaten Sinjai memperoleh Dana Insentif Fiskal (DIF) dari Pemerintah Pusat karena berhasil menekan angka stunting.
“Sejak beberapa tahun terakhir trend stunting di Sinjai turun, makanya kami optimis turun juga tahun 2023 karena ada DIF, hasilnya akan keluar bulan ini,” bebernya, Rabu, 10 Januari 2024.
Dari anggaran DIF tersebut, pihaknya menggunakan untuk pemberian vitamin dan susu kepada 1.400 lebih bayi stunting dan 1.117 ibu hamil KEK dan Anemia. Vitamin dan susu itu diberikan secara bertahap untuk memenuhi asupan gizi oleh petugas gizi di 16 Puskesmas se-Kabupaten Sinjai.
“Kami berikan 3 sampai 4 kali pemberian susu dan vitamin supaya bisa dipantau, setelah pemberian pertama kami timbang lagi dan seterusnya sampai pemberian terakhir,” urainya.
Hasil intervensi ini pun akan ditentukan oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan pencatatan dan pelaporan gizi masyarakat yang diinput secara online.
“Jadi bukan kami yang tentukan, kami hanya menginput laporan gizi masyarakat melalui pengukuran petugas gizi,” jelasnya.
Selain bersumber dari DIF, upaya Dinas Kesehatan Sinjai dalam menekan angka stunting juga melalui pemberian makanan tambahan kepada bayi dan ibu hamil.
Makanan tambahan yang diberikan berupa pangan lokal yang diolah petugas gizi bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga di setiap desa.
“Makanya kami optimis angka stunting bisa ditekan, apalagi ada 10 perangkat daerah bergerak secara bersama mengintervensi hal ini,” kuncinya. (mul/has/B)