Menjadi seorang guru dengan status ASN (Aparatur Sipil Negara) tentu menjadi impian sebagai besar guru. Sama halnya dengan Hasnidar yang kini menjadi ASN PPPK.
Namun tak banyak yang tahu bahwa guru kelahiran Tanete 10 November 1981 ini, sebelumnya hanya menjadi guru honorer sukarelawan.
Status guru honorer dilajami Hasnidar selama bertahun-tahun, ia bercerita bahwa menyandang status sebagai guru honorer sejak tahun 2004, dimana saat itu ia bermula mengabdikan diri di SD Negeri 76 Baruga Riattang sampai pada tahun 2022.
Suka duka menjadi guru honorer tentunya dengan berada dibawah naungan dinas pendidikan ada banyak suka ia kualami.
"Dari sini saya punya banyak teman dimana kami kadang dipertemukan dalam pelatihan-pelatihan, selain itu ada banyak ilmu pengetahuan baru yang diperoleh bukan dari bangku kuliah tapi dari rekan guru dengan saling berbagi ilmu dan pengetahuan," katanya.
Dan yang paling istimewa, kata ibu dari satu orang anak ini, meskipun masih honorer ia terpanggil melalui laman SIM PKB untuk mengikuti Diklat program PPG( pendidikan dan latihan program pendidikan profesi guru) selama 3 bulan dengan hasil dinyatakan lulus.
"Alhamdulillah sudah menikmati hasilnya. Dan hanya berselang beberapa waktu saya kembali dinyatakan lulus untuk mengikuti diklat program CGP(Calon Guru Penggerak) selama 6 bulan. Alhamdulillah dinyatakan lulus lagi," jelasnya.
Ini merupakan sebuah kebanggan karena status honorer bukanlah penghalang untuk tetap maju dalam memajukan pendidikan.
"Dukanya kala saya disibukkan dengan pengurusan berkas karena dinyatakan lulus PNS kategori 2 Namun SK tidak terbit. Namun kembali kusadari bahwa ini belum rejeki," tuturnya.
Istri dari Suardi Nure ini juga bercerita bahwa mungkin sebagian orang tidak akan percaya akan gaji yang ia terima saat menjadi guru honorer tapi nyata adanya.
Pertama saat ia menghonor, ia tidak digaji karena memang hanya sebagai sukarela. Kalaupun ada, hanya dari belas kasihan rekan-rekan guru yang sudah PNS yang kadang memberi Rp50 ribu atau Rp100 ribu.
"Saya menikmati yang namanya gaji setelah ada dana BOS dan dana pendidikan gratis setiap 3 bulan. Kadang Rp 300 ribu per bulan," ungkapnya.
Ibu dari Nur Afna Sahar ini menambahkan bahwa ia 3 kali mendaftar ASN baru dinyatakan lolos. Yakni pertama di selayar, kemudian di Bantaeng dan di Bulukumba.
3 kali berjuang, 3 kali juga gagal. Namun kegagalan itu ia anggap keberhasilan yang tertunda untuk sementara waktu. Dengan penuh keyakinan bahwa esok atau lusa harapan dan asa akan digapai atas izin Allah.
"Dan alhamdulillah saat pendaftaran ASN PPPK dengan mengikuti ujian saya dinyatakan lolos pada tahap 1. Bagi guru honorer tetap semangat dalam mengabdikan diri dengan niat mencerdaskan anak bangsa. Yakin Allah tidak pernah tidur. Dia akan melihat segala ketulusan kita dan akan dibalasnya dengan kebaikan beribu-ribu kali lipat," tutupnya. (*)
Data Diri:
Nama lengkap: Hasnidar, S.Pd.,Gr
Tempat tanggal lahir: Tanete/10-11-1981
Pendidikan terakhir: S.1
Alamat: Dusun Lembangnge, Desa Baruga Riattang Kec. Bulukumpa Kab. Bulukumba
Nama suami: Suardi Nure
Nama anak: Nur Afna Sahar.